MALANG, Tugumalang.id – Sejarah Kerajaan Kanjuruhan sebagai kerajaan bercorak Hindu tertua di Jawa Timur tak dapat dilepaskan dari kisah Raja Gajayana. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Kanjuruhan mencapai punjak kejayaan.
Kerajaan Kanjuruhan berdasarkan Prasasti Dinoyo berada di dekat pusat Kota Malang saat ini. Kerajaan tersebut meraih kejayaan karena kepemimpinan Raja Gajayana yang bijak, berwibawa, tegas, dan peduli terhadap masyarakat sehingga kondisi kerajaan aman, tentram, dan stabil.
Baca Juga: Kanjuruhan Culture Carnival Suguhkan Ragam Kesenian dari 33 Kecamatan di Kabupaten Malang
Raja Gajayana merupakan anak raja pertama Kerajaan Kanjuruhan yakni Raja Dewashimha. Nama kecil Raja Gajayana adalah Limwa dan dia naik tahta setelah sang ayah wafat. Raja Gajayana memiliki gelar kebangsawanan yakni Gajayanalingga Jagatnata.
Ia memimpin Kerajaan Kanjuruhan selama 29 tahun dari tahun 760 hingga 789 masehi. Raja Gajayana menjalin ikatan suci semasa kejayaan Kerajaan Kanjuruhan dengan Dewi Setrawati yang merupakan putri salah satu bangsa pribumi Desa Kejuron atau Kanjuruhan.
Dalam ikatan itulah, Gajayana memindahkan pusat istana Kerajaan Kanjuruhan ke desa tersebut. Raja Gajayana memiliki seorang putri buah cintanya dengan Dewi Setrawati yakni Satya Dharmika yang kemudian menikah dengan bangsawan Kerajaan Mataram Kuno, Dyah Sangkhara atau Rakai Panangkaran Sri Maharaja Tejahpurnapana Panangkarana pada tahun 754-782 masehi.
Baca Juga: 5 Candi di Malang Peninggalan Kerajaan yang Menarik Dikunjungi
Pernikahan keduanya memberi cucu kepada Raja Gajayana, seorang anak laki-laki bernama Dyah Panunggalan dengan nama penobatan Rakai Panunggalan Bhima Parakrama Lingga Pawitra Jawa Bhumandala yang kemudian memimpin di wilayah utara Jawa terutama di daerah Medang.
Rakai Panunggalan memimpin selama 18 tahun tepatnya tahun 783 hingga 800 masehi. Kelahiran cucu Raja Gajayana tersebut dianggap sebagai pemersatu Kerajaan Kanjuruhan dengan Kerajaan Mataram Kuno.
Namun, setelah Raja Gajayana wafat. Kerajaan Kanjuruhan justru mulai mengalami kemunduran dan Kerajaan Mataram Kuno yang mulai berkembang berhasil menaklukkan Kerajaan Kanjuruhan.
Kedua kerajaan yang semula disatukan lewat jalur pernikahan itu, kemudian mengubah nasib Kerajaan Kanjuruhan menjadi daerah bawahan dari Kerajaan Mataram Kuno.
Hal itu mengakibatkan berakhir pula era Kerajaan Kanjuruhan sebagai salah satu kerajaan bercorak Hindu tertua di Jawa Timur.
Nama Raja Gajayana saat ini diabadikan sebagai nama Stadion yakni Stadion Gajayana di pusat Kota Malang. Lalu diabadikan pula sebagai nama rangkaian kereta eksekutif, KA Gajayana, nama salah satu perguruan tinggi swasta di Malang yaitu Universitas Gajayana. Serta nama jalan di Kota Malang yakni Jalan Gajayana.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A