Kota Batu, Tugumalang.id – MPC Pemuda Pancasila Kota Batu meluruk sejumlah tempat pada Senin (8/1/2024). Mereka menggelar unjuk rasa di TPA Tlekung, DPRD Kota Batu, UPT Pasar hingga Balai Kota Among Tani Kota Batu.
Aksi unjuk rasa ini dilakukan mewakili keresahan masyarakat di banyak sektor. Mulai masalah tata kelola sampah, mangkraknya nasib PKL Pasar Pagi hingga tata kelola parkir dengan memberdayakan kearifan lokal di Pasar Induk Among Tani Kota Batu.
Ketua MPC PP Kota Batu Endro Wahyu Wijoyono menjelaskan terdapat 3 tuntutan yang menurut mereka harus diselesaikan Pemkot Batu. Pertama, pemberdayaan kearifan lokal di setiap kebijakan.
Contohnya, produk pertanian bisa masuk ke hotel dan tempat oleh-oleh. Lalu, melibatkan warga lokal untuk bekerja di setiap sektor yang ada, agar mereka tidak hanya menjadi penonton di tengah perekonomian pariwisata yang bergeliat.
”Kota Batu ini kan angka penganggurannya masih tinggi. Artinya, keberadaan mereka harus lebih diberdayakan lagi, harus diatur di Perda dan Perwali. Jangan sampai Wong Batu hanya jadi penonton di kotanya sendiri,” tegas Endro.
Baca Juga: Pemuda Pancasila Kabupaten Malang Tegaskan Tidak Berafiliasi dengan Parpol
Di sisi lain, mereka juga mengkritisi sistem one gate di parkiran Pasar Induk Among Tani. Sistem itu dirasa meminggirkan kearifan lokal dan bahkan pihaknya dituduh ingin menguasai lahan parkir di sana.

”Kami dituduh menguasai lahan parkir, padahal kami hanya ingin menekankan untuk memberdayakan masyarakat lokal,” jelasnya.
Belum lagi, soal persampahan di Pasar Among Tani juga hingga saat ini masih tidak memiliki tempat pembuangan sampah. Sehingga area belakang bangunan senilai Rp 166 miliar tersebut tampak kumuh akibat banyak sampah yang menumpuk.
Poin kedua, Endro menegaskan perihal tata kelola sampah di Kota Batu pasca TPA Tlekung ditutup. Menurut dia, permasalahan sampah yang kini jadi tanggung jawab masing-masing desa tidak benar-benar berjalan. Selama ini, kata Endro yang juga mengawal perkara ini, pihak desa sudah terpontang-panting mengurus sampah.

”Kan repot, warga mau buang sampah kemana, nanti kalau buang sembarangan kena denda. Tapi mau buang sampah gak ada tempatnya. Program TPS3R di desa ini saya rasa manipulasi saja, faktanya mereka selama ini montang-manting ngurusi sampahnya sendiri,” bebernya.
Di sisi lain, pihaknya juga pernah memfasilitasi Pemkot Batu menggunakan teknologi mutakhir yang di-handel sejumlah pihak. “Tapi Pemkot tidak mau jemput bola, maksudnya apa?,” gugatnya.
Poin ketiga, pihaknya juga menuntut agar para PKL Pasar Pagi bisa segera pindah ke Pasar Among Tani Kota Batu yang sudah berdiri. Dengan begitu, bekas pasar relokasi tidak terlihat kumuh seperti saat ini.
Baca Juga: Kunjungi TPA Tlekung, Menteri LHK Jadikan Sistem Tata Kelola Sampah Kota Batu Jadi Percontohan
”Namun faktanya sampai saat ini mereka masih di sana (stadion.red). Kasihan para PKL Pasar pagi ini,” tuturnya.
Lebih lanjut, dalam aksi tersebut MPC Pemuda Pancasila di Balai Kota Among Tani Kota Batu tidak ditemui oleh siapapun. Endro mengatakan, dalam aksi tersebut belum berujung karena tidak ada proses mediasi.
”Padahal kami ini hanya menyalurkan aspirasi, kami bisa kok diajak rembukan bareng. Semua pasti ada solusinya. Ini hanya spontanitas aspirasi mewakili masyarakat. Ayo sadar diri ajalah, komunikasi,” tandasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : M. Ulul Azmy
editor: jatmiko