Tugumalang.id – RS Hermina Tangkubanprahu Malang diduga telah menolak pasien yang sedang kritis pada Senin (11/3/2024) petang. Akibatnya, pasien yang diketahui merupakan seorang anggota linmas bernama Wahyu Widiyanto (63), warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang itu meninggal dunia.
Anak korban, Elia Widiyana Putri mengungkapkan awal mula penolakan yang dilakukan pihak RS Hermina. Dikatakan, ayahnya memang tengah sakit jantung dan gula darah atau diabetes. Dia melarikan ayahnya ke RS Hermina setelah dokter puskesmas setempat menyampaikan bahwa kondisi ayahnya melemah.
Baca Juga: Mayat Bayi Perempuan Berumur 1 Hari Ditemukan di Bendungan Sengguruh
Saat itu, dia bersama adik, kakak dan beberapa anggota keluarganya mengantar ayahnya ke RS Hermina menggunakan becak motor atau bentor. Mereka tiba di RS Hermina sekitar pukul 18.30 WIB. Namun setibanya di sana, pihak RS menolak menerima pasien dengan alasan bahwa bed sudah penuh.
“Pihak RS bilangnya gak ada bed, saya sampai dikasih tahu. Kalau gak percaya ayo ikut aku, dibukain semua slambu- slambu, semua ada pasiennya,” kata Elia ditemui di rumah duka.
Adik ipar Elia sempat meminta pihak RS untuk sekedar memeriksa kondisi ayahnya meski di tempat duduk atau di bentor. Namun hal itu kembali ditolak dengan alasan tidak ada bed. Sebab pemeriksaan harus dilakukan di bed.
Baca Juga: Diduga Bunuh Diri, Pria di Turen Ditemukan Tewas Tergantung di Dalam Sumur
“Jadi adik ipar saya minta tolong dicek sambil duduk aja. Tetap gak bisa, harus di bed. Di sana debat sampai hampir setengah jam. Kan kami hanya minta cek aja, tapi sana ngotot gak ada bed. Kondisinya kritis lo,” ungkapnya.
Pihak RS Hermina meminta mereka untuk mencari rumah sakit lain. Namun saat dimintai bantuan ambulans, pihak Elia menilai bahwa pihak RS tak sigap dan terlalu berbelit. Elia harus mengisi berkas-berkas, sementara ayahnya sedang kritis.
“Saat minta bantuan ambulan ya ribet, diminta ngisi-ngisi surat-surat gitu. Ya udah akhirnya kami putuskan bawa pakai bentor aja,” ujarnya.
Di saat itu, ambulans relawan datang mengantar pasien. Di tengah penolakan itu, pasien yang dibawa ambulan tersebut diperbolehkan masuk dan mendapat perawatan di RS Hermina.
“Kan aneh, jadi pasien yang dari ambulans itu boleh masuk dan kami yang datang lebih dulu katanya tak ada bed,” ucapnya.
Relawan ambulans tersebut kemudian membantu mengantar ayah Elia ke RSSA Malang. Di perjalanan, relawan ambulans juga sempat memberikan pertolongan dengan mengecek dan memberikan oksigen ke ayah Elia.
Sesampainya di RSSA Malang, ada dokter yang langsung mengecek kondisi ayah Elia yang masih ada di ambulans. Namun ayah Elia ternyata sudah meninggal dunia. Alhasil, almarhum langsung diantar ke rumah duka.
“Saya pribadi sedikit sakit hati dengan pihak RS Hermina, soalnya orang tua sampai kritis gitu, napas aja susah, di bentor gak gerak, nadinya lemah. Kami minta tolong baik-baik untuk sekedar ngecek aja gak bisa,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A