Tugumalang.id – Ratusan keris milik mantan Gubernur Jawa Timur, Mayjend TNI (Purn) Imam Utomo, menjadi koleksi terbaru di Museum Brawijaya Malang. Keris-keris tersebut merupakan pemberian langsung dari gubernur yang juga pernah menjabat Pangdam V Brawijaya pada tahun 1995-1997 itu.
Sebelumnya, ratusan keris milik Gubernur Jatim yang menjabat tahun 1998-2008 itu dititipkan di Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Kemudian diserahkan pada pihak Museum Brawijaya Malang melalui biro khusus pada Selasa (3/8/2021). Sementara, jumlah pasti keris tersebut diperkirakan 300an keris.
“Keris sebelumnya dititipkan di Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Kemudian pengambilan keris melalui biro khusus di museum dan untuk jumlahnya diperkirakan mencapai 300an keris,” tutur MA Tabin, pemandu museum Brawijaya saat diwawancarai, Rabu (2/11/2022).
Setelah keris didatangkan ke Museum Brawijaya, pihaknya kemudian melakukan identifikasi untuk mengetahui jenis keris yang didapatkan. Menurutnya, pihak museum mendatangkan ahli keris untuk identifikasi itu.
Tak butuh waktu lama, keris sudah siap dipamerkan pada Jumat (6/8/2021) tepatnya di ruangan pameran 2, sebelah kiri dari ruangan lobi Museum Brawijaya Malang.
“Karena kami bukan ahli, maka kami mendatangkan ahli keris untuk mengurusnya. Di lembur bersama teman-teman yang lain, keris ini rampung pada tanggal 6 Agustus 2021,” terang Tabin.
Berbagai macam jenis keris telah diidentifikasi dan diletakkan di sebuah vidrain atau lemari khusus. Hingga kini, sejumlah keris ini menjadi koleksi terbaru Museum Brawijaya Malang.
Perawatan dan Penempatan Keris
Setelah dipamerkan, tentunya perlu dilakukan perawatan setiap hari untuk menjaga kondisi keris. Perawatan keris ini sama dengan benda-benda bersejarah lainnya di museum tersebut. Menurut Tabin, perawatan harus tepat karena masing-masing barang harus diperlakukan dengan baik dan benar agar tidak rusak.
“Kita bersihkan setiap hari biar setiap saat dikunjungi itu sudah bersih. Perawatannya diberikan minyak senjata untuk khusus senjata, lalu dalam vidrain atau lemari kaca diberikan Silica Gel untuk mengatur kelembapan suhu, hingga pengecatan ulang sesuai warna awal,” kata Tabin pada saat diwawancarai.
Museum dengan semboyan “Citra Utapana Cakra” yang berarti sinar yang memberi kekuatan ini memiliki 5 ruang utama. Ruangan pertama yaitu taman halaman depan, kedua lobi museum, ketiga halaman tengah, keempat ruang pameran 1, terakhir ruang pameran 2. Dengan tambahan area baru yaitu aula atau gedung serba guna yang bisa digunakan untuk umum.
Berdasarkan penjelasan Tabin, pengunjung museum tidak bisa diperkirakan setiap harinya. Dalam per minggu atau perbulan, jumlah pengunjung bervariatif. Pengunjung ramai biasanya saat memasuki libur akhir pekan dan libur panjang sekolah.
Diketahui tarif untuk memasuki Museum Brawijaya Malang adalah Rp10 ribu per orang. Kemudian mendapatkan keringanan harga apabila berkunjung dengan rombongan atau kelompok tertentu.
“Pengunjung tidak bisa diperkirakan dan bervariatif, pengunjung ramai biasanya hanya saat libur akhir pekan dan libur panjang sekolah,” paparnya.
Museum Brawijaya Malang berlokasi di Jalan Besar Idjen, No 25A Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Melayani pengunjung mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.
Reporter: Ardia Anwar Sanusi, Dewi Ayu Wijayanti, dan Rizky Oktiawati
Editor: Herlianto. A