Tugumalang.id – Mengawali tahun 2022, Perum Jasa Tirta (PJT) I yang mengelola sumber daya air (SDA) di wilayah Jawa hingga Sumatera ini, berencana mengembangkan bisnis dari sektor lain, baik dari sektor air dan non air.
Untuk bisnis air, PJT I berencana mengembangkan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) di tiga wilayah. Pertama di Lamongan dengan mengembangkan SPAM Sekaran untuk tambahan 3.000 sambungan rumah baru.
Kedua dikembangkan pula SPAM Karangbinangun di Lamongan dan ketiga yakni rencana pembangunan SPAM di Kota Malang dengan bekerja sama dengan Pemkot Malang.

Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan mengatakan bahwa dalam pengembangan bisnis air bersih ini, akan bekerja sama lebih progresif dengan Danareksa untuk bisa mengembangkan dan investasi untuk air minum.
”Jadi harapannya, BUMN semacam kita ini bisa lebih berperan meng-cover air untuk masyarakat yang belum terjangkau PDAM,” inginnya, pada Minggu (23/1/2022).
Raymond menjelaskan bahwa melalui klastering BUMN, maka PJT I dan PJT II masuk dalam satu klaster di bawah PT Danareksa yang akan memberikan fasilitasi dan investasi pengembangan perusahaan.
“2022 ini akan erat kerja sama dengan sub klaster keairan seperti dengan PJT II dan BUMN lain. Kita bersama memiliki KPI (Key Performance Indikator) sebagai BUMN pengelola SDA,” katanya.
Sementara, dari sektor bisnis non air, PJT I melalui anak perusahaan PT Jasa Tirta Energi (JTE) mulai agresif pada rencana pembangunan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).
Rencana pembangunan PLTS juga akan dibangun di Bendungan Sutami Kabupaten Malang, sebagai pilot project.
Selain itu, ada juga dibangun di Bendungan Wonogiri Jawa Tengah yang telah masuk RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) oleh PT PLN.
Lalu juga ada rencana pembangunan PLTS di Bendung Kedungombo, Grobogan, Jawa Tengah. ”Rencananya untuk pembangunan PLTS akan dibangun secara terapung di bendungan yang dikelola PJT I,” ungkapnya.
Saat ini, PJT I juga menargetkan penyelesaian pembangunan Laboratorium Kualitas Air di Parapat, Sumatera Utara. Sebenarnya, laboratorium ini bisa diselesaikan di tahun 2021 ini. Namun berhubung lokasi pembangunan dekat bangunan cagar budaya, sehingga dilarang menggunakan alat berat.
“Saat ini sudah masuk tahap pembangunan konstruksi, semuanya harus terlaksana lebih hati-hati. Sudah terbangun fisik 30 persen per akhir 2021. Nanti akan kita akselerasikan lagi dan kami targetkan selesai di pertengahan 2022,” kata dia.
Proyeksi mutahir ini sendiri dilatarbelakangi dengan kehadiran dua pejabat direksi baru. Mereka adalah Direktur Operasional, Milfan Rantawi dan Direktur Keuangan, Pengelolaan Sumber Daya, dan Manajemen Risiko, Mukhamad Taufiq.
Kata dia, keduanya punya kapabilitas dalam pengembangan bisnis. Target pengembangan bisnis menjadi salah satu rencana perusahaan setelah masuk dalam klastering BUMN.
“Kami berupaya memberikan kontribusi kepada negara melalui klastering BUMN. Dua orang direksi baru kami punya kemampuan di bidang pengembangan usaha. Usaha rutin tetap diupayakan lebih baik lagi di tahun ini,” pungkasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti