Malang, Tugumalang.id – Wakil Ketua MPR RI, Dr Ahmad Basarah mengajak generasi muda untuk memupuk dan memperkuat pengetahuan terhadap sejarah bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan dalam acara Sarasehan Nasional Pancasila dan Haul Bung Karno ke-53 yang digelar Tugu Media Group bersama Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang (UM) di Gedung A20 UM pada Selasa (27/6/2023).
Dalam acara bertajuk ‘Soekarno dan Pancasila di Abad 21’ itu, Basarah menyampaikan bahwa Seokarno dan Pancasila erat kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia. Mengutip pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1966, Putra Sang Fajar itu telah memperingatkan bangsa untuk tidak melupakan sejarah.
Menurutnya, sebuah negara tidak akan punya pegangan tanpa menjunjung tinggi sejarah. Tanpa sejarah, tentu generasi muda tidak akan pernah tau bagaimana Republik Indonesia didirikan. Dari sejarah perjuangan pendiri bangsa sendiri, Indonesia telah melahirkan Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi bangsa.
“Kata Bung Karno, pelajarilah sejarah perjuanganmu sendiri yang sudah lampau agar tidak tergelincir dalam perjuanganmu yang akan datang,” ucap Basarah.
BACA JUGA: Dr Ahmad Basarah Jadi ‘Bintang’ Dalam Acara Sarasehan dan Haul Bung Karno
Basarah mengatakan bahwa 78 tahun pasca Indonesia merdeka, bangsa bangsa lain sudah berpikir untuk terbang ke bulan hingga metaverse. Namun bangsa Indonesia masih memperdebatkan kapan lahirnya dasar negara yakni Pancasila.
Dikatakan, pada 1 Juni 2016 Presiden Jokowi membuat keputusan presiden untuk menentukan 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila. Maka pada 1 Juni 2017 Indonesia baru memperingati lahirnya dasar negara yakni Pancasila untuk pertama kalinya.
Meski Hari Lahir Pancasila telah ditetapkan sederajat dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, masih ada yang memperdebatkan kepastian hari lahir Pancasila. Ada yang menyebut Pancasila lahir pada 18 Agustus 1945. Padahal menurutnya, arsip sejarah telah jelas membuktikan bahwa Pancasila lahir pada 1 Juni 1945.
“Bagi saya Pancasila adalah dasar dan ideologi yang dinamis, yang dapat mengikuti perkembangan zaman, termasuk abad 21 ini. Pancasila bisa mengikuti perkembangan zaman, tetapi tetap berpegang teguh pada dasar falsafah yang dimaksut para pendiri bangsa,” jelasnya.
“Jadi betapa pentingnya kita untuk tetap berpedoman pada sejarah. Jika kita meninggalkan sejarah maka kita akan tergelincir di masa mendatang,” imbuhnya.

Untuk itu, dia mengapresiasi kegiatan Sarasehan Nasional Pancasila dan Haul Bung Karno ini yang bisa memupuk wawasan sejarah bagi generasi muda di Malang. Dia juga mengajak generasi muda untuk terus belajar mengenai sejarah bangsa Indonesia.
Bung Karno menurutnya juga telah banyak terlibat dalam bergulirnya sejarah pergerakan bangsa Indonesia. Upaya desoekarnoisasi juga pernah digencarkan untuk memecahbelas bangsa. Namun pemikiran dan gagasan Bung Karno ternyata masih relevan diterapkan di abad 21 ini.
“Maka pelurusan sejarah ini penting agar generasi muda memiliki pedoman utuh tentang sejarah bangsa dibentuk. Pancasila terbukti mampu menyatukan bangsa yang majemuk dan beragam suku dan agama ini,” tuturnya.
“Pidato Pancasila Bung Karno di depan sidang PBB pada 1960, pada Mei 2023 kemarin telah ditetapkan sebagai memory of the word, sebagai memori dunia oleh Unesco,” tandasnya.
Sebagai informasi, acara bertajuk “Soekarno dan Pancasila di Abad 21” itu menghadirkan sejumlah narasumber mulai Wakil MPR RI Dr Ahmad Basarah, Anggota Bawaslu RI Totok Hariyono, Rektor UM Prof Haryono hingga Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Dr Muktiono.
Mereka mengulas secara mendalam sosok Soerkarno dan Pancasila dihadapan para mahasiswa dan tamu undangan mulai Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandianan Kartika, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Rektor Unikama Prof Sudi Dul Aji dan masih banyak lagi.
Acara Sarasehan Pancasila dan Haul Bung Karno ini digelar oleh
Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang (Lapasila UM) dan Tugu Media Group (tugumalang.id dan tugujatim.id).
Acara ini disponsori oleh PT Pegadaian Kanwil XII Surabaya, Hotel Grand Mercure Malang Mirama, Perumahan Srimaya dan Climate Change Frontire (CCF).
BACA JUGA: Berita tugumalang.id
Reporter: M Sholeh
Foto: Rubianto
editor: jatmiko