MALANG, Tugumalang.id – Ratusan orang ikut meramaikan perayaan Cap Go Meh atau penutupan Tahun Baru Imlek di kawasan Klenteng Gunung Kawi yang berada di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Perayaan ini digelar pada Minggu (3/3/2024) pukul 06.30 hingga sekitar pukul 13.00.
Berbagai kegiatan digelar untuk meramaikan perayaan ini. Mulai dari zumba, lomba kostum, gerak jalan sehat, makan lontong cap go meh gratis, hingga pertunjukan barongsai dan leang leong.
Masyarakat sekitar hingga warga luar Kabupaten Malang datang ke area Klenteng Gunung Kawi dengan mengenakan baju warna merah. Sebagian lagi hadir dengan menggunakan kostum, seperti kostum peri, domba, vampir, dan sebagainya.
Baca Juga: Kompak Berbaju Merah, Ribuan Orang Rayakan Cap Go Meh di Klenteng Kwan Im
Penasihat Yayasan Ngesti Gondo yang mengelola kawasan Pesarean dan Klenteng Gunung Kawi, R Roro Yuswarini mengatakan ini merupakan perayaan Cap Go Meh kedua yang mereka gelar. Perayaan ini dilakukan agar mereka bisa lebih dekat dengan masyarakat dan mengingatkan masyarakat bahwa Pesarean dan Klenteng Gunung Kawi masih eksis.

“Hari ini kami ikut serta memperingati penutupan Imlek. Dalam momen ini kami manfaatkan untuk bisa bersama masyarakat,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Ririn ini.
Perayaan Cap Go Meh menjadi salah satu kegiatan rutin yang digelar oleh Yayasan Ngesti Gondo setiap tahunnya. Selain Cap Go Meh, mereka juga memiliki agenda rutinan lain seperti Haul Eyang Djoego setiap 1 Sela, Haul Eyang RM Iman Soedjono setiap 12 Sura, serta gebyar seni setiap malam tahun baru Masehi.
Baca Juga: Berbarengan dengan Hari Tenang Pemilu, Klenteng Eng An Kiong Malang Rayakan Imlek dengan Sederhana
“Memang kami agendakan seperti itu. Sekarang zamannya media sosial, jadi momen seperti ini kami manfaatkan untuk (menyebarkan) informasi (tentang Gunung Kawi),” tutur Ririn.
Perayaan Cap Go Meh ini juga meneguhkan kentalkan toleransi agama di kawasan tersebut. Sebagai informasi, di sekitar Pesarean Gunung Kawi, terdapat Klenteng Gunung Kawi dan Masjid RM Iman Seodjono yang letaknya berdekatan.

Menurut Ririn, kedua tokoh yang dimakamkan di Pesarean Gunung Kawi, yakni Eyang Djoego dan RM Iman Soedjono merupakan sosok yang tidak membeda-bedakan orang berdasarkan agamanya. Sehingga, saat ini kawasan Pesarean Gunung Kawi merupakan tempat yang terbuka bagi semua umat.

“Ini nggak hanya (untuk) umat tertentu. Mengacu ke pola Kanjeng Eyang berdua, beliau-beliau dari dulu tidak pernah punya batasan dalam hal apapun. Maka di sini ya seperti ini, campur aduk. Mulai dari yang pakai cheongsam sampai kerudung. Monggo saja,” tegas Ririn.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko