Tugumalang.id – Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, Dr Vina Salviana DS MSi, membahas tentang bagaimana perempuan bisa mengambil peran dalam menangani kondisi pasca pandemi pada materinya di International Conference on Humanities and Social Science (ICHSoS), pada 18 Juni 2021.
Berdasarkan hasil riset yang dia lakukan, perempuan memiliki kemampuan berpikir dan bertindak lebih cepat dengan potensi yang mereka miliki. Perempuan dinilai bisa survive atau bertahan secara alami.
“Perempuan memiliki kelebihan dalam hal intuisi dan kepekaan. Dengan kelebihan tersebut, mereka bisa beradaptasi pada perubahan. Di samping itu juga mampu untuk segera menjalani peran-peran ganda. Menjadi pekerja sektor kedua ketika pasangan mereka terhempas oleh dampak COVID-19, bahkan berperan menjadi guru di rumah ketika anak harus sekolah dengan metode daring,” ujarnya.
Sementara itu, Peerasit Kamnuansilpa dari Khon Kaen University Thailand dan Dr Khadijah Alavi membagikan pengalaman Thailand serta Malaysia dalam menangani COVID-19.
Khadijah Alavi memaparkan bagaimana potensi dari social worker dalam masa pandemi ini. “Saya tentu ingin agar para social worker dapat memanfaatkan teknologi dan literasi pada sosial media dengan baik. Selain itu mereka juga harus berkolaborasi baik dalam lingkup lokal maupun internasional,” ungkap Alavi.
Pada kesempatan yang sama, Dr Eko Handayanto, pembicara dari FEB UMM memaparkan tentang fenomena consumer panic buying di kala pandemi dan bagaimana cara merespon hal tersebut.
Adapula pembicara dari Worclaw University Polandia, Dr Yash Chawla, yang mengkaji terkait sustainable consumption. Yash berkata bahwa pandemi membuat orang menjadi lebih kreatif. Pemilik lima gelar akademik tersebut menyarankan agar setiap orang berusaha melakukan berbagai upaya untuk mendukung sustainable consumption.
Mengusung tema Social and Political Issues on Sustainable Development in Post COVID-19 Crisis, ICHSoS melibatkan 80 penulis dari berbagai negara.
Adapun ICHSoS digelar dengan format luring terbatas dan daring melalui aplikasi Zoom serta Youtube UMM. Konferensi ini merupakan upaya kritis para akademisi dalam menangani kondisi pasca pandemi.
Pada sesi panel di hari kedua, sebanyak 80 penulis dari berbagai negara mempresentasikan hasil riset mereka secara daring. Terbagi ke dalam 12 breakout room Zoom, dari 80 peneliti, Cosmas Gatot Haryono terpilih sebagai Best Speaker dengan papernya yang berjudul COVID-19 Murals: Autocritic Messages From Society in The Public Sphere. Sedangkan Salina Nen, Fauziah Ibrahim dan Norulhuda berhasil meraih predikat Best Paper. Riset mereka berjudul Depression, Anxiety and Fear During the COVID-19 Pandemic Movement Control Order (MCO) in Malaysia mendapat ganjaran sebagai paper terbaik.(*)
Reporter: Lizya Kristanti
Editor: Lizya Kristanti