Malang, Tugumalang.id — Pengobatan alternatif semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia. Metode ini mencakup berbagai praktik penyembuhan di luar pengobatan medis konvensional, seperti penggunaan obat herbal, akupuntur, pijat refleksi, bekam, hingga teknik penyembuhan tradisional lainnya.
Banyak orang memilih pengobatan alternatif karena dianggap lebih alami, minim efek samping, serta telah menjadi bagian dari budaya turun-temurun. Namun, di balik klaim manfaatnya, pengobatan alternatif juga menyimpan risiko jika tidak dilakukan dengan tepat.
Mengapa Pengobatan Alternatif Diminati?
Salah satu alasan utama masyarakat beralih ke pengobatan alternatif adalah kepercayaan bahwa metode ini lebih “ramah” bagi tubuh dan tidak menimbulkan efek samping seperti obat-obatan kimia.
Dalam kasus tertentu, seperti nyeri kronis, gangguan tidur, masalah pencernaan, hipertensi, hingga gangguan saraf, pengobatan alternatif sering dijadikan pilihan kedua saat pengobatan medis belum memberikan hasil maksimal.
Obat Herbal: Alami, tapi Perlu Hati-Hati
Obat herbal menjadi bentuk pengobatan alternatif yang paling banyak digunakan. Menurut data Alodokter tahun 2024, sekitar 45% masyarakat Indonesia lebih memilih obat herbal untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan.
Bahan-bahan seperti jahe, temulawak, daun sirsak, kunyit, dan akar alang-alang sering digunakan karena dianggap memiliki khasiat penyembuhan.
Baca juga: 9 Macam Minyak Atsiri untuk Pengobatan Alternatif
Namun, penggunaan obat herbal tidak selalu aman. Konsumsi bersamaan dengan obat medis bisa menimbulkan efek samping berbahaya.
Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kandungan bahan serta memastikan produk telah terdaftar di BPOM sebelum mengonsumsinya.
Akupuntur: Teknik Tradisional yang Perlu Pengawasan
Akupuntur adalah metode pengobatan dari Tiongkok yang telah digunakan selama ribuan tahun. Teknik ini dilakukan dengan menusukkan jarum kecil ke titik-titik tertentu di tubuh untuk melancarkan aliran energi atau chi. Meski terkesan aman, akupuntur tidak boleh dilakukan sembarangan.
National Library of Medicine menyebutkan bahwa akupuntur tidak dianjurkan bagi penderita gangguan jantung yang menggunakan alat pacu jantung, atau bagi ibu hamil karena bisa memicu komplikasi.
Pijat Refleksi: Populer tapi Berisiko
Pijat refleksi juga menjadi pilihan favorit dalam pengobatan alternatif. Metode ini melibatkan penekanan pada titik-titik refleksi di kaki, tangan, atau telinga yang diyakini berhubungan dengan organ dalam.
Banyak orang mengandalkannya untuk mengurangi stres, memperlancar peredaran darah, dan relaksasi.
Namun, seperti metode lainnya, pijat refleksi tetap menyimpan risiko jika tidak dilakukan oleh terapis profesional.
Efek samping bisa terjadi jika penekanan dilakukan pada area yang salah, terutama bagi penderita penyakit tertentu.
Jangan mudah percaya bahwa pijat refleksi bisa menyembuhkan penyakit secara total tanpa dukungan medis.
Perlukah Konsultasi Medis Sebelum Mencoba?
Meskipun pengobatan alternatif menawarkan pendekatan alami dan holistik, penting bagi pasien untuk tetap mengutamakan keselamatan. Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat dianjurkan sebelum mencoba metode alternatif, apalagi jika sedang menjalani pengobatan medis.
Beberapa bahan herbal diketahui dapat berinteraksi dengan obat tertentu dan menyebabkan efek samping serius.
Kesimpulan: Bijak Memilih Pengobatan
Pengobatan alternatif bisa menjadi solusi pendamping dalam proses penyembuhan, terutama bagi mereka yang menginginkan pendekatan alami. Namun, tanpa pengawasan dan informasi yang cukup, metode ini bisa berubah menjadi ancaman bagi kesehatan.
Bijak dalam memilih metode pengobatan dan selalu mengutamakan konsultasi medis adalah langkah terbaik untuk menjaga keselamatan dan efektivitas penyembuhan.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Hailatun Nada Salsabila/Magang
redaktur: jatmiko