Tugumalang.id – Penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Malang masih maju mundur. Sebelumnya, PTM kembali akan digelar per Senin (7/3/2022), namun kembali urung karena kasus aktif COVID-19 kembali melonjak.
Wali Kota Malang Sutiaji membenarkan kembali penundaan ini. Meski begitu, dirinya sudah meminta dinas terkait untuk kembali mempersiapkan PTM pada pekan depan atau lebih tepatnya pada 14 Maret 2022 mendatang.
”Saya mintanya minggu ini, tapi sepertinya masih perlu persiapan. Jadi mungkin minggu depan. Kami koordinasi dulu lagi, karena keputusan nanti tetap ada pada Satgas,” kata Sutiaji, pada Kamis (10/3/2022).
Nantinya, dia menegaskan PTM juga akan dibuka 100 persen di mana sebelumnya hanya dilakukan PTM terbatas. Meski begitu, pihaknya menunggu herd immunity terbentuk. ”Kalau sudah terbentuk, tidak menutup kemungkinan PTM kami buka 100 persen,” ujarnya.
Di lain sisi, orang nomor satu di Kota Malang ini juga tetap menggarisbawahi tentang penerapan protokol kesehatan (prokes), baik di lingkungan pendidikan maupun masyarakat.
Pasca lonjakan kasus pada awal Februari 2022 lalu, kini angkanya sudah mulai kembali menurun. Situasi ini juga terjadi di seluruh wilayah Malang Raya, baik di Kota Batu maupun Kabupaten Malang.
Melihat hal inilah, kemungkinan rencana PTM pada pekan depan bisa dilaksanakan, bahkan termasuk di lingkungan perguruan tinggi. ”Kami minta semua masih waspada dan berhati-hati. Harapannya mata rantainya (COVID-19) sudah terputus,” harap Sutiaji.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana menegaskan soal penerapan PTM ini sudah siap 100 persen, baik dari sistem prokes di sekolah dan tenaga pengajarnya.
”Dari hasil evaluasi ini saya kira sudah aman. Tinggal tunggu arahan Ketua Satgas COVID-19. Guru sudah siap, nanti orang tua juga kita siapkan google form,” kata Suwarjana.
Suwarjana menjelaskan PTM 100 persen pada pekan depan akan menggunakan mekanisme dua tahap. Masing-masing akan dibagi kuotanya terbatas sebesar 50 persen dari daya tampung kelas. Begitu juga untuk durasi pembelajaran dibatasi hanya lima jam.
“Rombelnya dibagi 2 shift. Shift pertama pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Pukul 11.00 WIB hingga 12.00 WIB penyemprotan desinfektan. Baru kloter kedua masuk pukul 12.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB,” katanya.
Suwarjana menambahkan bahwa PTM ini juga atas kemauan dari para wali murid. Banyak dari wali murid yang resah karena selama anaknya belajar di rumah tidak ada yang mengawasi.
“Banyak orangtua menghendaki PTM ini karena tidak ada yang mengawasi di rumah. Banyak murid yang lebih banyak main daripada belajarnya. Banyak dari orang tua ini mereka bekerja,” terangnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id