Tugumalang.id – Saat ini, pelajar SMA tidak hanya bisa sekolah daring selama masa pandemi COVID-19. Tapi, mereka juga bisa ikut berperan dalam mengatasi penanggulangan dampak COVID-19 dengan bergabung menjadi relawan Malang Bersatu Lawan Corona (MBLC).
Seperti yang terlihat di Kantor MBLC, pelajar dari berbagai sekolah sibuk menata dan mendata berbagai kebutuhan mulai sembako dan lain-lainnya untuk disalurkan kepada masyarakat terdampak COVID-19.
Salah satu siswa SMKN 4 Malang, Ifron Petrus Andries, menceritakan bahwa awal mula dia bergabung dengan MBLC saat menjadi peserta magang di rumah produksi yang berkantor di tempat yang sama dengan MBLC.
“Awalnya itu magang jadi video editor terus merekam video begitu sudah enam bulanan, lalu ada MBLC ini saya juga ikut join,” jelasnya, pada Selasa (03/07/2021).
Bergabung menjadi relawan MBLC, membuat dirinya memiliki banyak pengalaman berharga seperti bertemu dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Ganip Warsito.
“Saya jadi terbantu karena bisa diselingi membuat video dan mengedit. Lalu kemarin bertemu orang penting seperti Kepala BNPB yang ke sini itu, rasanya bangga begitu,” ujarnya.
Dengan banyak pengalaman ini, dia berharap teman-temannya juga bisa ikut menjadi relawan MBLC seperti dirinya.
“Saya harap semakin banyak teman-teman yang ikut, tentu agar kita bisa membantu meringankan beban masyarakat dan COVID-19 segera hilang,” tutur pelajar kelas XII ini.
Di tempat yang sama, Siswi SMA Negeri 1 Lawang, Moura Eka Sandrina, mengatakan bahwa dirinya selama ini hanya bisa belajar daring dari rumah. Dia berharap bisa memberikan peran lebih dalam bencana global ini.
“Bermula dari rasa keprihatinan pada pandemi sekarang ini, terlihat banyak yang gak kebantu. Jadi, saat inikan masih daring belajarnya dan saya berusaha bermanfaat bagi orang banyak,” ujarnya.
Dia menceritakan, awalnya dia keteteran karena harus tetap bertanggung jawab pada studinya, dan di waktu yang sama juga sibuk menjadi relawan MBLC.
“Tentu awalnya itu agak keteteran dan bingung. Terus adakan guru yang harus mengumpulkan tugas tepat waktu, tapi saya telat. Lalu saya jelaskan saya menjadi relawan dan ditoleransi sama guru. Dan saat ini saya sudah gak kaget lagi,” paparnya.
“Sekarang kalau ada pelajaran daring, saya buka Google Meet di kantor MBLC. Dan biasanya pagi sebelum menjadi relawan saya mengerjakan tugas. Jadi udah kebiasaan. Saya juga biasanya kalau gak ada bantuan atau mengepak bantuan, saya ya face time ini. Kalau ada, saya baru bantu,” tuturnya.
Sementara orang tuanya juga tidak mempermasalahkan kegiatannya yang padat. Orang tuanya hanya mengingatkan agar tetap menjaga kesehatan. “Orang tua selalu diingatkan protokol kesehatan saja dan minum vitamin begitu. Intinya orang tua saya mendukung,” sebutnya.
Koordinator MBLC, Cempaka Ayu Alidia, menjelaskan bahwa MBLC sudah ada sejak Maret 2020 lalu. Namun, sempat non-aktif seiring mulai menurunnya penyebaran COVID-19 beberapa waktu lalu.
“Lalu akhirnya Juli 2021 kemarin hadir lagi karena PPKM ada dan kasus COVID-19 juga sudah meningkat,” paparnya.
Dia menjelaskan, MBLC hadir karena kesadaran bahwa tidak semua orang yang terdampak COVID-19 tersentuh oleh bantuan pemerintah. “Orang-orang yang tidak tersentuh inilah kami bantu dengan paket sembako sampai yang isoman itu kami pinjami tabung oksigen,” tuturnya.
Sampai saat ini, sudah ada ratusan relawan yang bergabung, dan para relawan ini juga menyebarkan 750 paket sembako.
“Kami membuka relawan untuk semua yang ingin membantu dari warga untuk warga di masa pandemi COVID-19. Dan hingga saat ini sudah membagikan 750 paket sembako di 57 titik di Malang Raya,” pungkasnya.
Reporter: Rizal Adhi
Editor: Lizya Kristanti