Malang, Tugumalang- Ngabuburead Jilid III, kembali digelar Komunitas Gubuk Tulis bekerja sama dengan Duta Damai BNPT-RI Regional Jawa Timur dan Oase institut. Acara yang dilaksanakan pada hari Sabtu (23/3/2024) mengambil tema ‘’Perempuan Di Bawah Otoritas Islam’’.
Beberapa kali tindakan radikalisme dan terorisme dilakukan perempuan. Bahkan sampai membawa anak-anak.
Melalui ayat al-Qur’an yang sengaja ditafsirkan secara patriarkis oleh sebagian kelompok, menjadikan perempuan sebagai makhluk nomor dua di dunia di bawah laki-laki.
Hal tersebut menyebabkan perempuan tidak memiliki peran dan dituntut untuk patuh terhadap laki-laki.
Baca Juga: Ngabuburead Jilid II: Pentingnya Problem Solving Terhadap Gangguan Mental
Mega Maulidia Ishak menjelaskan, fenomena di perdesaan perempuan diberi batasan di ruang publik.
Peran perempuan lebih banyak di ranah domestik. Hal ini tidak lepas dari cara pandang bahwa perempuan adalah aurat yang mana dapat memicu nafsu laki-laki.
Padahal pada prinsipnya manusia yang bermartabat sudah tidak masuk dalam kategori aurat, sebab mereka telah berdaya dan tidak menimbulkan kerentanan.
Seringkali tafsir yang dimaknai patriarki adalah Qur’an Surat An-Nissa (4) : 34 yang menjelaskan tentang posisi laki-laki sebagai Qawwam terhadap perempuan dalam rumah tangga.
‘’Dalam perspektif mubadalah Qawwam ini berbicara tentang tanggung jawab laki-laki kepada perempuan dengan dua syarat yaitu kemampuan / kapasitas dan nafkah harta. Qawwam tidak hanya dimaknai sebagai pemimpin tetapi juga pelindung dan pengayom bagi perempuan’’ Ucap Mega yang merupakan Pengurus Cabang PMII Kota Malang tersebut.
Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang laki-laki dan perempuan. Penggunaan kata Ar-rijal dan An-nissa dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang laki-laki dan perempuan dalam segi budaya dan peran sosial.
Sedangkan adz-dzakar dan al-untsa menjelaskan tentang kodrat laki-laki dan perempuan sejak lahir. Laki-laki memiliki penis, sperma, dan jakun. Sedangkan perempuan memiliki vagina, payudara, dan rahim serta bisa melahirkan.
Baca Juga: Ngabuburead Jilid I, Generasi Stroberi dalam Kacamata Psikologi Islam
Lebih lanjut Mega menjelaskan ‘’Tidak ada kategori jenis kelamin tertentu yang paling mulia dan taqwa dihadapan Allah Swt. Semua tergantung amal ibadah manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt.’’
Selain kesetaraan hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah Women support women penting untuk dilakukan agar tidak ada ketimpangan antar perempuan sehingga mampu membangun relasi inklusifitas.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Moh Yajid Fauzi
editor: jatmiko