Pekan lalu tim Tugu Media Group ke Semeru. bersama Pak Nur GWPP, Bu Yayah IKWI. ada Mas Thoriq CEO. Bayu koordinatornya. dan teman-teman relawan. acaranya penyaluran bantuan. di Supiturang, saya bertemu nenek-nenek. namanya Cikrak. kira-kira umurnya tujuh puluhan. beliau salah satu dari ribuan orang sekitar Semeru.
Beliau senang dapat bantuan. tapi lebih baik bisa hidup normal lagi. bertani di ladang, hidup dari jerih payah sehari-hari. kata nenek Cikrak.
Semeru sejak dulu sudah beberapa kali meletus. nyembur lava. tahun 1945, sudah ada catatan letusan. kalau istilah vulkanologi, aktifitas gunung ya letusan itu. jadi masyarakat sekitar wajib waspada.
Saya sependapat. gunung aktif bisa meletus. kapan saja. tapi masyarakat setempat banyak paham. tanda-tanda apa yang diperlihatkan, diperdengarkan, dari aktifitas gunung.
Erupsi Semeru 4 Desember 2021. saat ini masih jadi perbincangan. tentu. karena warga terdampak masih mengungsi. butuh bantuan. ada yang pilih menetap. ada harapan di ladang dan sekitar. ada yang pilih relokasi. karena yang tersisa tinggal kenangan.
Satpam perumahan saya, Cak Didik namanya. lahir dan kecil di perbatasan Malang-Lumajang. ya sekitar lereng Semeru itu. kata dia, banyak temannya terdampak erupsi itu.
Cak Didik tidak pernah belajar ilmu pergunungan di sekolah. tapi dia paham tanda-tanda gunung bereaksi. pascaerupsi, temannya cerita. sudah seminggu Semeru tidak kedengaran bunyinya. sebelum erupsi.
Biasanya, pagi-pagi. gemuruh di perut Semeru terdengar warga. hampir setiap hari. seperti ledakan. tapi skala kecil. ledakan itu yang bikin erupsi. karena ledakannya kecil, erupsinya kecil. masyarakat tidak menganggap, yang kecil itu erupsi. tapi berkah bagi penambang pasir. juga bikin subur pertanian.
Nah kata temannya Cak Didik, warga tahu Semeru diam saja. semingguan. padahal diamnya Semeru adalah tanda. sedang ngempet. mau muntah lebih banyak. padahal dulu-dulu, kalau diam 3 hari saja, warga langsung slametan. berdoa.
Kembali kata Nenek Cikrak. masih untung Semeru tidak meletus. bisa habis Jawa Timur. jadi apa-apa harus disyukuri. aktifitas gunung layaknya harmoni. keseimbangan alam. meskipun tak bisa memendam sedih, dari matanya yang mengembun.
Tetangga saya yang Bhabinsa bilang. gunung meletus bisa setiap hari. seperti kata Cak Didik, aktifitasnya dirasakan warga sekitar. meskipun skalanya kecil. seperti di Bromo. tempat dia bertugas.
Gunung meletus karena magma naik ke atas. kalau gunung tertutup, ledakannya bisa hebat. kalau semeru kan dari pinggir. ke aliran lahar itu.
Gunung itu ibaratnya wajan. isinya minyak goreng. kompor di bawah nyala terus. panas terus. coba siram air di minyak gorengnya, bagaimana reaksinya. mletik kemana-mana. agak dahsyat.
Jadi kalau kena hujan, reaksinya akan meningkat. sejumlah ahli vulkanologi juga memaparkan. erupsi Semeru, salah satunya akibat hujan deras. berhari-hari. meruntuhkan kubah gunung. jadi longsor dan erupsi.
Nenek Cikrak mungkin juga mengerti itu. tapi siapa bisa sangka erupsinya begitu dahsyat. sekarang aktifitas beliau cuma ibadah. di rumah. karena ladang sudah habis jadi dimakan lahar. tapi saya salut Nenek Cikrak mau move on.
“Kalau sekarang, meskipun kepala jadi kaki,”. Nenek Cikrak bilang dengan Bahasa Madura. menggebu-gebu.
Ungkapan ini dahsyat sekali. terutama buat anak muda. kalau saya artikan, Nenek Cikrak siap kerja keras. membangun kembali peradaban disana. yang habis diterjang lahar. pascaerupsi Semeru.
Akan berarti beda. jika Nenek Cikrak bilangnya dengan lemas. artinya jadi: apa adanya.
Lekas pulih Semeru.(*)
Fajrus Sidiq
GM Tugumalang.id