KOTA BATU – Gedung baru Museum HAM Munir Jalan Sultan Hasan Halim, Kota Batu telah selesai pembangunannya. Di gedung tersebut, Yayasan HAM Omah Munir berencana akan mengusung konsep pengenalan HAM bagi generasi muda.
Dewan Pengurus Yayasan Museum HAM Omah Munir, Smita Notosusanto menuturkan, pihaknya akan mengisi museum baru tersebut dengan mengedepankan pengenalan prinsip prinsip HAM kepada anak sedini mungkin.
“Oleh karena itu nanti di museum yang baru ini, kami akan mendedikasikan lantai satu itu khusus untuk memperkenalkan prinsip prinsip HAM pada anak melalui permainan,” ucapnya, Jumat (21/5/2021).
Disebutkan, akan ada konsep konsep baru yang akan dihadirkan di gedung museum tersebut. Di antaranya, edukasi HAM melalui permainan interaktif, permainan empati, permainan berbasis IT dan yang lainnya.
“Misalnya memperkenalkan kepada anak agar toleran terhadap kelompok difabel. Nanti anak itu misalnya ditutup matanya disuruh pakai kursi roda supaya bisa merasakan gimana sih rasanya kalau orang gak bisa lihat atau gak bisa jalan dan lain sebaginya,” ucapnya.
“Itu yang kita harapkan menjadi highlight dari museum ini, jadi sesuatu yang baru. Jadi isinya bukan hanya menampilkan pelanggaran pelanggaran HAM yang serem serem istilahnya,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga akan memperkenalkan bahwa prinsip HAM yang sebenarnya ada di kehidupan sehari hari. Dia mencontohkan, bullying yang dilakukan anak sekolah juga merupakan salah satu pelanggaran HAM di kehidupan anak sehari hari.
Pihaknya juga akan menekankan edukasi HAM terkait ekonomi, sosial dan budaya. Karena selama ini menurutnya, hanya HAM terkait sipil dan politik yang banyak diangkat menjadi isu besar.
“Tapi kami juga mengangkat hak ekonomi, sosial dan budaya. Misalnya hak tenaga kerja, hak buruh, hak difabel, hak masyarakat adat dan lainnya,” jelasnya.
“Jadi ini nanti akan lebih lengkap isinya. Sehingga masyarakat bisa melihat isu HAM ini secara lebih menyeluruh. Mereka akan bisa memahami HAM itu sebenarnya bagian dari dikehidupan sehari hari dalam bermasyarakat,” imbuhnya.
Koleksi terkait sejarah dan peninggalan Munir Said Thalib akan ditempatkan di lantai tiga Gedung Museum HAM Munir. Disebutkan, pihaknya juga akan akan menambahkan biografi dan kelanjutan kasus pembunuhan Munir.
Sementara itu menyinggung belum tuntasnya Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemkot Batu dan Yayasan Museum HAM Omah Munir dan pandemi Covid-19 membuat gedung baru Museum HAM Munir belum beroperasi.
“Kami berharap pada hari HAM Desember 2021 itu sudah dibuka paling tidak di lantai satu sudah soft launching,” ucapnya.
Pihaknya juga belum bisa memindahkan koleksi Museum HAM Munir di gedung yang lama lantaran juga karena belum tuntasnya PSK tersebut. Menurutnya, PKS merupakan dasar untuk menentukan hak dan kewajiban Yayasan dan Pemkot Batu.
“Karena anggaran untuk mengisi museum itu gak ada. Anggarannya hanya untuk membangun gedung. Selama ini yayasan di museum lama menggalang dana sendiri. Jadi istilahnya kita juga akan menggalang dana bekerjasama dengan beberapa organisasi untuk membantu kami mengisi museum ini,” bebernya.
“Tapi untuk menggalang dana itu kita perlu ada dasar yang jelas. Jadi harus ada perjanjian kerja sama itu,” imbuhnya.