MALANG, Tugumalang.id – Tradisi Lebaran Ketupat merupakan tradisi yang menjadi ciri khas umat muslim Jawa. Biasanya Lebaran Ketupat digelar seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi Lebaran Ketupat dimanfaatkan masyarakat muslim Jawa untuk berkunjung dan berkumpul bersama keluarga besar dan kerabat.
Beberapa daerah menyambut tradisi Lebaran Ketupat dengan menggelar berbagai acara. Masyarakat muslim Jawa yang tak lepas dari tradisi Jawa, merayakan tradisi Lebaran Ketupat bukan sekedar tradisi tahunan tetapi memiliki makna mendalam.
Tradisi Lebaran Ketupat sebagai momentum untuk menyeimbangkan hubungan dengan Allah sebagai Sang Maha Pencipta dan juga hubungan dengan sesama manusia. Sebagaimana makna Ketupat itu sendiri yang berarti ‘Ngaku Lepat’ atau mengakui kesalahan dan meminta permohonan maaf dalam bahasa Indonesia.
Baca Juga: Mengapa Lebaran Selalu Identik dengan Ketupat? Simak Informasi Makna Filosofinya di Sini
Tradisi Lebaran Ketupat konon diyakini sudah berkembang sejak zaman syiar Islam ke penjuru Pulau Jawa oleh Wali Songo. Pertama kali Lebaran Ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai bentuk akulturasi dengan budaya masyarakat Jawa yang masih mengadakan tradisi selametan.
Saat itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah yakni ketika bakda Lebaran dan bakda Kupat sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi tersebut sebagai pelengkap puasa Ramadan guna menggenapkan perhitungan puasa satu tahun dalam puasa sunnah selama 6 hari di awal bulan Syawal. Dari situlah lahir Tradisi Lebaran Ketupat sebagai penanda hari kemenangan setelah melaksankan puasa sunnah yang ganjarannya seperti puasa selama satu tahun penuh.
Di sisi lain, Lebaran Ketupat sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT untuk bersedekah dan juga menjaga tali silaturahmi saat Lebaran.
Baca Juga: Dijamin Momen Lebaran Semakin Berkesan, Berikut Resep Bikin Opor Ayam Enak dan Lezat
Dalam kajian Fenomena Sosial Keagamaan Masyarakat Jawa oleh Lilik Setiawan, dkk pada 2021 lalu menyebutkan, ketupat merupakan lambang permohonan maaf yang identik dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Ketupat menjadi simbolisasi dari manusia diharapkan mampu menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya. Ketupat mendefinisikan pesan bahwa seorang umat Muslim perlu membuka dan memberi permintaan maaf kepada sesama umat Muslim atas segala kekhilafan yang telah terjadi.
Tradisi Lebaran Ketupat adalah bentuk menyempurnakan momen Hari Raya Idul Fitri sebagai bentuk kemenangan setelah sebulan penuh melawan hawa nafsu dalam puasa Ramadan.
Di sisi lain, Lebaran Ketupat adalah tradisi yang penuh makna filosofis bagi masyarakat Muslim Jawa.
Demikian informasi tentang tradisi Lebaran Ketupat masyarakat Muslim Jawa. Semoga informasi ini bermanfaat!.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko