Tugumalang.id – Tahukah kalian? Tepat pada 6 Maret 2023 ini, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) genap berusia 62 tahun. Divisi Kostrad terbentuk pada 6 Maret 1961 yang saat itu sebagai satuan militer khusus siap tempur dan bersifat mobile.
Dilansir dari kostrad.mil.id, gagasan pembentukan Kostrad diinisiasi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal AH Nasution. Saat itu, situasi terbesar yang dihadapi adalah meredam perlawanan Belanda yang menduduki Irian Barat.
Akhirnya, dibentuklah sebuah kelompok kerja yang diketuai oleh Deputi I KSAD, Brigadir Jenderal Soeharto. Pria yang kemudian menjadi Presiden Kedua RI selama 32 tahun pasca Soekarno lengser.
Awalnya, kelompok kerja tersebut beranggotakan 6 perwira, salah satunya Kolonel Ahmad Wiranata Kusuma dari Pamen Deputi I KSAD. Setelah resmi dibentuk, kelompok kerja ini pun mulai menggodok gagasan AH Nasution.
Tepat pada 6 Maret 1961, gagasan AH Nasution membuahkan hasil dengan lahirnya Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad) yang kelak bernama Kostrad.
Soeharto pun ditunjuk menjadi Panglima Korps Tentara (Korra) 1/Caduad pertama dengan pangkat Mayor Jenderal. Sedangkan, kepala staf Caduad diemban Ahmad Wiranata Kusuma dengan pangkat brigadir jenderal.
Untuk mengisi kekuatannya, Korra 1/Caduad mengambil prajurit dari sejumlah Komando Daerah Militer (Kodam) dari pendidikan dasar masing-masing kecabangan.
Dari perekrutan ini, postur Korra 1/Caduad akhirnya terbentuk dengan kekuatan 1 Divisi Infanteri dan pasukan inti 1 Brigade Para, satuan Bantuan Tempur (Banpur), serta satuan Bantuan Administrasi (Banmin).
Operasi Trikora
Beberapa bulan setelah dibentuk, Presiden Soekarno mencetuskan kampanye Tri Komando Rakyat (Trikora), tepat pada saat pelantikan para taruna Akademi Militer (Akmil) pada 19 Desember 1961.
Isi Trikora tersebut meliputi: 1. Gagalkan pembentukan negara Papua di Irian Barat. 2. Kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat. 3. Bersiap-siap untuk mengadakan mobilisasi umum.
Di usinya yang masih muda, Korra 1/Caduad mendapat kepercayaan untuk menjalankan tugas operasi Trikora guna membebaskan Irian Barat dari cengkraman tangan Belanda.
Menindaklanjuti tugas operasi tersebut, dibentuklah Komando Mandala dengan markas besarnya di Ujung Pandang dan Soeharto ditunjuk menjadi Panglima Komando Mandala. Operasi ini diisi oleh kekuatan dari prajurit Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, termasuk sukarelawan dan rakyat dengan sandi “Operasi Jayawijaya”.
Misi dari Operasi Jayawijaya adalah untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.
Dalam rangka menyiapkan perang terbuka, pada 19 Desember 1961 terlebih dahulu dilakukan infiltrasi di daerah Fakfak, Misoi, Wagiu, Serui, Sorong, hingga Kaimani.
Merebut Irian Barat
Akhirnya pertengahan Agustus 1962 dilakukanlah serbuan umum melawan Belanda dengan sasaran wilayah Biak, Jayapura. Dalam serbuan ini, Korra 1/Caduad menurunkan 1 Divisi, hal ini menyebabkan gentarnya pihak Belanda dengan keputusan menyerah tanpa syarat.
Penyerahan Irian Barat ini ditandainya dengan berkibarnya bendera Merah Putih pada 1 Maret 1963. Setelah Irian Barat berhasil masuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), operasi dilanjutkan dengan sandi “Operasi Wisnu Murti”.
Operasi ini merupakan operasi lanjutan sebagai langkah konsolidasi yang bersifat pembinaan teritorial (Binter) dan operasi lintas udara (Linud) yang sifatnya tempur.
Berdasarkan pengalaman dari Komando Mandala ini, Soeharto kemudian membuat telaahan staf yang intinya perlunya dibentuk pasukan cadangan strategis.
Gagasan ini pun disetujui dengan keluarnya surat SKEP KSAD Nomor: KPTS 178/2/1963 tertanggal 19 Februari 1963. Dalam surat tersebut diputuskan Korra 1/Caduad resmi berganti menjadi Kostrad dengan tugas pokoknya melaksanakan operasi militer, baik secara berdiri sendiri maupun bagian dalam suatu operasi gabungan dalam rangka mempertahankan NKRI.
Dalam perjalanannya, Kostrad mengalami perkembangan pesat dalam mematangkan organisasi satuannya. Hingga saat ini, Kostrad memiliki tiga divisi infanteri, staf ahli Pangkostrad, inspektorat Kostrad, Staf Umum sampai sejumlah batalion.
Adapun Divisi Infanteri 1/Kostrad terdiri dari 2 Brigade Infanteri (Brigif) Para Raider, 1 Brigif Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1 Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal dan 1 Kompi Kavaleri. Divisi Infanteri 2/Kostrad terdiri dari 1 Brigif Para Raider, 1 Brigif Mekanis, 1 Brigif Raider, 1 Resimen Armed, 1 Yon Arhanud, 1 Yonkes, 1 Yon Bekang, 1 Yonzi, 1 Yonkav, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal dan 1 Kompi Kavaleri.
Sedangkan Divisi Infanteri-3 terdiri dari 1 Brigif Para Raider, 1 Brigif Raider, 1 Yon Arhanud, 1 Yon Armed, 1 Denhub, 1 Denpom, 1 Denpal dan 1 Kompi Kavaleri. Dengan organisasi satuan yang begitu komplek, Kostrad saat ini menjadi satuan tempur atau satuan pemukul terbesar dalam tubuh militer Indonesia.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A