MALANG, tugumalang.id – Prof Dr Ernani Hadiati MS merupakan rektor Universitas Gajayana Malang (Uniga) Malang periode 2022-2024. Memegang tongkat estafet kepemimpinan bukan hal yang asing bagi perempuan berhijab ini. Namun, ia tetap bersemangat membawa tanggungajawab besar di pundaknya.
Prof Erna, sapaan akrabnya, mengemban amanah rektor sejak dilantik pada pertengahan November 2022. Ia menggantikan Prof Dr Dyah Sawitri SE MM yang kini menjabat sebagai Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur.
Meski begitu, Prof Erna bukan orang baru di lingkungan Uniga. Sebelumnya, ia sudah mengabdi sebagai dosen di Uniga selama kurang lebih 37 tahun. Gelar Guru Besar di bidang Ilmu Manajemen juga diraihnya di kampus ini. Prof Erna bahkan sering dilibatkan dalam pengelolaan salah satu perguruan tinggi swasta terbaik ini.
Karena itu, kemampuannya dalam memimpin dan mengelola institusi sudah tidak perlu diragukan. Perempuan kelahiran Malang, 9 April 1958 itu mengaku banyak belajar kepemimpinan atau leadership dari sang ayah, seorang perwira dengan pangkat Mayor yang pernah bertugas di Kodim 0821, Lumajang.
“Saya rasakan, didikan orangtua di lingkungan TNI atau ABRI itu membuat kemampuan leadership saya menonjol. Saya sering melakukan kegiatan sebagai ketua. Di sini (Uniga) saya selalu pegang jabatan,” ujar Prof Erna yang sebelumnya juga menjabat Direktur Pascasarajana Uniga sekaligus Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen.
Baca Juga: Uniga Malang Kukuhkan 2 Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran dan SDM
Menurut Prof Erna, menjadi pemimpin bukan saja menggerakkan orang lain. Namun, juga mampu melaksanakan tanggungjawab di dalam organisasi. Apalagi ia suka melakukan pendekatan dengan budaya kekeluargaan. Karena itu, harus terus belajar dan banyak memahami.
“Artinya tetap memposisikan diri dengan job description sebagai rektor dan pimpinan pergruuan tinggi, tapi juga perlu ada sentuhan-sentuhan pendekatan yang secara personal, lebih familiar. Seperti bagaimana menegur seseorang atau memberi peringatan indisipliner dengan pendekatan kekeluargaan, itu lebih mengena, efektif,” tuturnya.
Kini, di tangan ibu dua anak ini, Uniga terus berkembang. Semangatnya tinggi untuk membuat Uniga bertransformasi jauh lebih baik. Fokusnya, membuat Uniga sejajar dengan Perguruan Tinggi Unggul lain dengan keunggulan-keunggulannya.
“Fokus saya terkait dengan keunggulan kompetitif Uniga. Pertama dalam proses akreditasi, ada yang harus kita capai. Salah satunya (cara), Uniga melanjutkan kerjasama internasional,” terangnya.
Beberapa bulan lalu, tambah Prof Erna, Uniga melakukan penandatangan kerjasama atau Letter of Intent (LOI) dengan beberapa kampus luar negeri. Yakni Universitas Teknologi MARA ( UITM ) Shah Alam dan Universiti Kebangsaan Malaysia.
Kerja sama ini terkait dengan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seperti guest lecture atau kuliah tamu, join riset, bahkan join publikasi.
“Untuk mendapatkan predikat unggul, tidak bisa ditawar. Kalau mau mendapatkan predikat unggul, harus mau memenuhi kriteria. Apapun yang bisa, kita lakukan dalam mengelola perguruan tinggi,” tukasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : Feni Yusnia
editor: jatmiko