MALANG – Umumnya, komunitas klenik atau gaib bersifat tertutup atau terbatas hanya pada kalangan tertentu. Tapi hal itu rupanya tak berlaku bagi Komunitas Gubuk Klenik. Salah satu komunitas yang menekuni ilmu supranatural di Kota Malang sejak 2017.
Menariknya, anak-anak muda mendominasi komunitas ini. Mereka datang dari beragam latar belakang minat dan kemampuan. Tak seperti komunitas supranatural lain yang kebanyakan bersifat ekslusif dan homogen. Terkotak dalam satu bidang keilmuan saja.
”Kayak ilmu hikmah (wirid) ngumpul sendiri, ilmu hitam (demonic) sendiri, ada juga ilmu wicca kumpul sendiri, ilmu goetia sendiri, terkotak masing-masing satu ilmu,” kata salah satu perintis dan praktisi supranatural dari Komunitas Gubuk Klenik, Cupang kepada Tugumalang.
Nah, di Gubuk Klenik, terang Cupang, menampung semua ‘madzhab’ keilmuan gaib tersebut. Jadi dalam melakukan kegiatan tak lazim itu mereka tidak berdasar pada satu bidang keilmuan saja.
”Pada akhirnya, untuk menempuh satu tujuan, misalnya mengobati orang kesurupan, penyembuhannya bisa banyak cara. Jadi tidak satu cara saja,” jelasnya.
Berawal dari forum diskusi pembelajar suprantural, Gubuk Klenik berkembang hingga menjadi fasilitator, jasa konsultasi hingga pengobatan alternatif.
Mulai dari lintrik, tarot, jasa pembersihan (rukyah), amulet dan talisman. Hingga produk jasa pelet, susuk, pengasihan hingga jimat penglaris, baik secara perseorangan sampai pabrik.
Komunitas yang dulunya bernama Arkana ini, banyak melakukan kegiatan. Tidak hanya jasa pengobatan, tapi juga meliputi kegiatan edukasi melalui sambang punden, misalnya. Kegiatannya secara berkala. Tiap hari-hari tertentu untuk Napak Tilas atau berkunjung bersama ke tempat-tempat leluhur yang mereka anggap keramat.
Untuk range harga dalam penggunaan jasa mereka tidak mematok sebatas satuan harga. Mengingat sedari awal tujuan mereka memang tidak melulu komersil. Sepanjang tidak menyulitkan orang yang sudah sulit.
”Jelas harga di kami (Gubuk Klenik) rusak. Pasang susuk misalnya biasanya jutaan di kita hanya ratusan ribu saja. Kita juga pernah jual gelang kebal untuk satpam, kan gak bisa narik harga tinggi. Meski murah tapi kita gak main-main,” tegasnya.
Hingga saat ini, Gubuk Klenik pun sudah mendapat nama tersendiri di kalangan pengguna jasa supranatural. Masing-masing praktisi muda punya pelanggan setianya masing-masing. Cupang sendiri mengaku hingga saat ini punya sekitar 800 klien sejak berjalan selama 9 tahun lamanya.
”Meski masing-masing punya klien, tapi beberapa persen penghasilan itu pasti masuk ke komunitas, untuk keberlangsungan komunitas ini sendiri,” imbuh dia.
Kendati begitu, praktik-praktik supranatural memang masih banyak yang menganggapnya tabu. Padahal praktik ini telah ada sejak ribuan tahun lalu mengiringi peradaban manusia. Khalid, salah seorang praktisi di Gubuk Klenik menuturkan tidak masalah jika memang ada pandangan negatif dari masyarakat umum.
Bahwa keilmuan supranatural itu bukanlah hal tabu. Bahkan kata dia, hal supranatural maupun spiritual sudah menjadi kelengkapan hidup nenek moyang kita.
“Bukan soalan hal negatif. Ini kan bagaimana cara menata berkehidupan yang baik secara mental dan juga spiritual. Bagi saya, perlu belajar hal ini asal tahu batas dan juga ada gurunya,” terang dia.
Terkait respon masyarakat terhadap komunitas Gubuk Klenik ini yang sering menerima kecaman, bahkan ada yang menganggapnya syirik. Menurutnya hal itu sudah biasa.
Lagipula, komunitasnya punya alasan dan koridor aturan tersendiri dan tidak untuk merugikan orang lain. ”Semua ini ada penjelasannya secara saintifik, pembuktiannya ada dan untuk hal-hal baik,” pungkasnya.