TuguMalang.id – Di Kota Batu, Jawa Timur berdiri sebuah vihara yang umurnya sudah lebih dari 50 tahun. Rumah ibadah umat buddha tersebut bernama Vihara Dhammadipa Arama yang sudah ada sejak 1971.
Vihara ini juga termasuk salah satu terbesar di Indonesia. Tak heran jika vihara ini menjadi jujugan umat Buddha dari berbagai daerah. Vihara ini terletak di Jalan Raya Ir Soekarno, Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo Kota Batu.
Ada banyak cerita menarik dari Vihara ini. Salah satunya vihara ini menyimpan relik Sang Buddha Gautama yang sudah berusia ribuan tahun. Bahkan, relik peninggalan berupa sisa abu kremasi ini menggumpal menjadi seperti batu.
Relik ini disimpan rapi di museum yang terdapat di pagoda kedamaian bernama Patirupaka Shwedagon. Pagoda yang bangunannya didominasi warna emas ini menjadi tempat ibadah dan meditasi utama di sana.
Bhikkhu Karunasilo menuturkan jika relik yang berasal dari sisa abu kremasi ini kini menjadi objek pemujaan utama di sana untuk menghormati sang Buddha. ”Relik itu adalah bentuk fisik yang masih ada dari Guru Agung, Buddha Gautama,” ungkapnya.
Relik ini, sambungnya, didatangkan dari India dan langsung ditempatkan di Vihara Dhamadihipa Arama Kota Batu. Selain itu di sana juga disimpan banyak relik dari para guru dan tokoh-tokoh buddha lain yang berasal dari Srilanka.
Konon katanya, jika abu sisa kremasi itu bisa menggumpal hingga menjadi batu, artinya orang tersebut merupakan orang-orang terpilih. Dalam hal ini, tingkat meditasinya sudah mencapai tahapan sempurna.
”Maka dari itu juga relik mereka menjadi objek pemujaan umat Buddha dan disimpan juga disini,” jelasnya.
Selain relik, vihara ini juga menyimpan banyak benda-benda langka yang berkaitan dengan sejarah penyebaran agama Buddha. Seperti halnya patung Buddha tidur atau The Sleeping Buddha berukuran raksasa dan berwarna emas dan masih banyak lagi.
Tidak heran jika memasuki kawasan vihara ini anda akan disuguhkan nuansa religi yang sangat kental. Di wilayah ini pula konon katanya juga adalah wilayah bersejarah.
Menurut Bhikkhu yang sudah lama disana, Desa Mojorejo memiliki kisah sejarah dan peradaban yang panjang, termasuk di zaman kejayaan Buddha. Ini juga diperkuat dengan agama mayoritas di desa sana yang juga memeluk agama Buddha.
”Di desa ini pula juga dulu ditemukan prasasti, punden dan air yang dikeramatkan. Maka dari itu kemudian dibangun sebuah vihara yang bertahan sampai sekarang. Dulu sebelum semegah ini, disini hanya gubuk bambu sederhana,” ungkapnya.
Berbeda dengan vihara lain, Vihara Dhammadippa Arama juga berdiri Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa (STAB Kertarajasa). Di sekolah ini menjadi tempat pendidikan ajaran Buddha. Kurang lebih ada 100 Samanera dan Attasilani belajar disana.
”Sama kayak pesantren, jadi tempat belajar para santri. Kalau disini namanya Samanera merupakan calon Bikkhu laki-laki dan juga Attasilani adalah wanita yang menempuh perjalanan suci,” terangnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id