MALANG, Tugumalang.id – Di balik keramaian Kayutangan Heritage sebagai ikon Kota Malang terdapat petilasan makam Mbah Honggo. Makam tokoh yang diketahui sebagai ulama, peluang dan guru ngaji Bupati Malang pertama yakni R.A.A Notodiningrat berada di Jenderal Basuki Rahmat Gang 4 Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Jika pengunjung berjalan-jalan di Kampung Kayutangan Heritage, akan menemukan komplek area pemakaman. Terdapat beberapa makam di komplek tersebut tetapi di makam Mbah Honggo tertulis nama Pangeran Honggo di nisannya.
Di dekat makam Mbah Honggo juga tedapat makam Pangeran Soero Adimerto yang mengganti namanya menjadi Kyai Ageng Peroet. Kedua tokoh tersebut merupakan senopati perang Pangeran Diponegoro saat memberontak melawan pemerintah kolonial Belanda.
Ketika Pangeran Diponegoro tertangkap, Pangeran Honggo Koesoemo atau Mbah Honggo, Kyai Ageng Peroet, dan Kanjeng Kyai Zakaria II menjadi Mbah Djoego yang kemudian menyingkir hingga ke Gunung Kawi.
Baca Juga: Estetika Kayutangan Heritage Kota Malang Hilang Tertutup Barisan Kendaraan Parkir dan Kemacetan
Ketiga tokoh tersebut menyingkir ke wilayah Malang setelah junjungan mereka, Pangeran Diponegoro tertangkap Jenderal De Kock di Magelang pada tanggal 28 Maret 1830 dan kemudian diasingkan ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Semua senopati Pangeran Diponegoro termasuk Mbah Honggo mengganti nama mereka selama masa pelarian agar jejaknya tidak terendus oleh tentara kolonial Belanda.
Konon, Mbah Honggo masih memiliki garis keturunan Kerajaan Majapahit dari Prabu Brawijaya. Garis keturunan tersebut dari Kanjeng Pangeran Soero Adiningrat yang menjabat sebagai Adipati Ponorogo sekaligus cicit Prabu Brawijaya.
Semenjak Kayutangan Heritage bersolek menjadi destinasi wisata baru di Kota Malang. Makam Mbah Honggo yang semula tak terurus dengan baik, kini menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kota Malang.
Baca Juga: Dishub Kota Malang Segera Bangun Parkir Vertikal untuk Pengunjung Kayutangan Heritage
Makam Mbah Honggo banyak dikunjungi oleh wisatawan yang sengaja datang untuk berziarah di makam tersebut.
Selain itu, melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota Malang Nomor 188.45/487/37.73.112/2021 makam Mbah Honggo ditetapkan sebagai situs cagar budaya yang ada di Kota Malang.
Dari kisah perjuangan Mbah Honggo, masyarakat yang berkunjung dapat belajar mengenai kesetiaan dan juga keteguhan dalam berjuang melawan penjajahan bangsa lain sekaligus syiar Agama Islam di wilayah Kota Malang.
Demikian informasi tentang Mbah Honggo yang makamnya berada di balik keramaian Kayutangan Heritage. Semoga informasi ini bermanfaat!.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko