Tugumalang.id – Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) Cabang Malang menggelar seminar bisnis nasional di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (9/12/2023). Seminar ini menghadirkan CEO Nurhayati Subakat Entrepreneur Institute (NSEI, part Paragon Corp) Salman Subakat dan Presiden IIBF Heppy Trenggono.
Ratusan pengusaha dari berbagai daerah tampak antusias mengikuti seminar bisnis itu. Sesi sharing pengalaman dan strategi bisnis hingga sesi diskusi mewarnai seminar yang berlangsung sekitar 3-4 jam tersebut.
Salman Subakat menyampaikan bahwa membangun sebuah bisnis tak harus memiliki modal yang besar. Sebab menurutnya, modal bisnis akan selalu menghampiri orang-orang yang memiliki karakter dan jiwa kepemimpinan yang kuat.
Kemudian saat membangun bisnis, budaya kerja harus benar-benar dibentuk. Dikatakan, kekuatan budaya kerja dapat mempengaruhi seberapa lama bisnis akan bertahan dan berkembang.
Di Paragon Corp yang membawahi sejumlah brand di antaranya Wardah, Kahf, Makeover, Emina, kata Salman, menerapkan budaya kekeluargaan di dalam perusahaan atau family bisnis. Selain itu, Paragon juga mendorong timnya untuk selalu berbagi kebaikan hingga meningkatkan kompetensi maupun pendidikan melalui beasiswa.
“Jadi teori pendidikan sampai teori kekeluargaan diaduk-aduk dalam bisnis. Makanya banyak yang bilang kalau datang ke Paragon rasanya kayak ke kampus,” ujarnya.
“Bisnis itu kalau pondasinya kuat, kalau kena badai eksternal hanya akan mengalami penurunan sedikit atau melambat,” ujarnya.
Untuk itu, bisnis harus memiliki pondasi yang benar-benar disiapkan untuk menghadapi ancaman-ancaman yang ada di masa mendatang. Seperti ancaman krisis keuangan, persaingan produk hingga konflik internal.
“Paragon itu selalu bersiap-siap untuk apapun. Paragon pernah kebakaran, pernah krisis ekonomi, daya beli hancur, persaingan hebat sampai over head dari dalam. Jadi udah lengkap,” tuturnya.
Salman menyampaikan bahwa kondisi perekonomian Indonesia tahun 2024 akan mengalami turbulensi. Maka Paragon saat ini terus mengamati potensi apa yang bisa berkembang jika ekonomi perusahaan turun.
“Memang perusahaan harus lincah dalam menentukan langkah. Sebetulnya yang membuat perusahaan aman itu saat bisa membayar gaji karyawan 2 tahun walaupun gak punya penghasilan. Itu baru perusahaan sehat,” ujarnya.
Salman mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan perubahan yang lebih baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk. Sebab menurutnya, kondisi bangsa Indonesia akan sama saja meski pemimpin negaranya berganti-ganti tetapi masyarakatnya tak mau berubah.
“Jangan meremehkan pertemuan kecil ini, perubahan besar bisa bermula dari pertemuan kecil seperti ini,” kata dia mengutip seorang antropolog Margaret Mead.
Salman juga memberi refleksi bagi peserta seminar, apakah mereka sudah berhasil membangun budaya kekeluargaan atau belum dalam perusahaannya. ”Apa yakin karyawan teman-teman di sini, mendoakan teman-teman dan perusahaan yang dipimpin teman-teman,” imbuhnya.
Sementara itu, Presiden IIBF, Heppy Trenggono menyampaikan bahwa entrepreneur itu bukan pekerjaan namun baginya adalah prinsip hidup. Pebisnis menurutnya banyak yang lupa dengan nilai-nilai entrepreneur. Yakni lebih mengutamakan bisnis dari pada keluarga.
“Di dalam keluarga, tidak ada yang namanya pengeluaran. Yang ada adalah investasi,” ucapnya.
Menurutnya, bangsa Indonesia harus mulai membangun karakter generasinya. Sebab mental dan karakter SDM adalah penentu masa depan bangsa.
“Yang alpa dibangun oleh bangsa Indonesia adalah kultur karakter. Maka IIBF memberikan perhatian besar soal itu,” kata dia.
Selain itu, dia juga menantang generasi muda untuk berani berimajinasi. Tak sekedar berimajinasi, namun juga untuk mewujudkannya.
“Masa depan adalah milik orang orang yang punya imajinasi. Jadi kalau ada yang bilang mau bangun bisnis tapi gak punya modal, ya mana imajinasi yang kamu tawarkan,” katanya.
Heppy yang pernah bangkrut luar biasa parahnya, bahwa dia menjelaskan kalau setiap hari dia selalu bangun malam untuk shalat malam, lalu shalat subuh, dan mulai kerja sepagi mungkin dengan berpikir dan mendelegasikan pekerjaan.”Kenapa shalat malam, agar ketika bangun, ALLAH adalah yang pertama saya pikirkan,” pungkasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto.A