Kota Batu, Tugumalang.id – Tempat wisata menjadi tempat paling riskan terjadinya penumpukan sampah pasca ditutupnya TPA Tlekung Kota Batu, Jawa Timur. Namun hal itu tidak terjadi di Taman Rekreasi Selecta yang berada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.
Jauh sebelum TPA ditutup, destinasi wisata yang dibangun pada 1928 ini telah menerapkan sistem pilah sampah selama beberapa tahun terakhir. Hal ini dilakukan mengingat kebutuhan kompos untuk taman dan pasar bunga hias di sana juga tinggi.
“Artinya, pengelolaan sampah pasca TPA Tlekung ditutup di Selecta relatif tidak ada masalah. Hanya saja memang akhirnya pengelolaannya lebih intens,” ungkap Direktur PT Selecta Pramono, Senin (25/9/2023).
Pramono menjelaskan jika pihaknya membangun 2 unit bangunan untuk mengelola sampah. Bangunan pertama untuk pemusatan dan pemilahan sampah. Bangunan satunya untuk membuat kompos dari sampah organik yang dikumpulkan.
Dalam seminggu, produksi sampah di Selecta bisa mencapai 3-4 ton. Setelah dipilah, masih tersisa sekitar 1 kuintal sampah residu yang tidak bisa didaur ulang maupun dijual. Seperti botol plastik dan lain-lain.
Untuk pengelolaan sampah residu dan sampah tidak bisa didaur ulang lainnya ini, Selecta bekerjasama dengan pihak ketiga. Harapannya nanti Selecta bisa mengelola sampah residu ini secara mandiri dengan menghadirkan mesin insinerator.
Baca Juga: TPA Tlekung Ditutup, 60 Persen Warga di Kota Batu Sudah Olah Sampah Mandiri
Namun soal ini, pihaknya belum bisa bergerak cepat karena menunggu kejelasan regulasi pengelolaan sampah yang jelas dari pemerintah daerah. Sejauh ini, pihaknya juga belum ada pertemuan dengan pihak DLH terkait langkah pengelola wisata dalam mengelola sampah.
“Kalau mau mandiri kita sudah siap-siap saja. Tapi kita kan harus menyiapkan dulu semuanya, sarana prasarana sesuai regulasi. Tapi sampai sekarang kan belum ada kejelasan itu,” kata Pramono.
Sebab itu, sembari menunggu kejelasan regulasi ini, Selecta tetap melakukan pemilahan sampah dan memanfaatkan sampah organik yang ada untuk dijadikan kompos. Saat ini, Selecta memiliki mesin pencacah untuk untuk mengolah sampah-sampah organik seperti sayur-mayur, buah dan lain-lain.
“Kalau untuk sampah plastik, kerdus dan lain-lain itu sudah ada yang ambil. Masalah kita tinggal sampah residunya ini mau diapain. Sebenarnya, kita inginnya segera ambil insinerator, tapi kejelasan regulasi belum ada,” ujarnya.
Terlepas dari itu, pihaknya mendukung kebijakan tata kelola sampah secara mandiri ini agar kesadaran masyarakat terhadap sampah juga ikut meningkat.
“Dengan kebijakan ini akhirnya persoalan sampah ini kan jadi penting. Ternyata, kita semua juga harus peduli dengan lingkungan sekitar kita,” terangnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko