Tugumalang.id – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengundang para bakal calon presiden (bacapres) makan siang di Istana Merdeka kemarin Senin (30/10/2023). Agenda santap siang itu digelar usai Jokowi menyampaikan arahan kepada para penjabat kepala daerah se-Indonesia.
Tak pelak, momen tersebut menjadi perhatian oleh masyarakat, tak terkecuali dari hidangan kuliner yang disajikan. Dalam agenda santap siang itu, sejumlah menu disajikan di meja bundar tersebut. Ada 2 yang paling mencuri perhatian adalah menu Ayam Kodok hingga Es Laksamana Mengamuk.
Jika melihat penamaan kedua jenis kuliner tersebut rupanya dinilai warganet memiliki muatan pesan dari Presiden Jokowi. Terlepas dari benar tidaknya asumsi tersebut, kedua jenis kuliner tersebut memang punya kisah dan makna tersendiri. Berikut makna dan kisah di balik kedua kuliner tersebut:
1. Es Laksamana Mengamuk
Es Laksamana Mengamuk ini merupakan jenis kuliner minuman khas di Kota Riau. Seperti namanya, es ini memang punya terkandung sebuah cerita rakyat yang berlangsung turun-temurun dan tetap digandrungi hingga saat ini.
Penamaan es tersebut didasarkan dari cerita zaman dahulu di sebuah desa yang memiliki perkebunan pohon kweni yang sangat luas. Di desa tersebut dipimpin seorang laksmana.
Singkat cerita, suatu hari istri laksamana ini menghilang karena dibawa kabur oleh seseorang dari desa tersebut. Ternyata, orang itu adalah pemilik perkebunan pohon kweni tersebut.
Tahu akan hal itu, laksamana langsung mendatangi perkebunan orang tersebut dengan perasaan marah yang memuncak. Sampai-sampai warga sekitar jadi ketakutan dibuatnya.
Tak hanya di situ, laksamana ini lalu membabat habis semua pohon kweni di sana hingga rata. Usai puas melampiaskan kemarahannya, laksamana pun akhirnya pulang.
Sepulangnya laksamana, warga berbondong-bondong mengambil buah-buah kweni yang berlimpah ruah. Saking banyaknya, salah satu warga menemukan ide untuk mengolah buah kweni ini menjadi sebuah minuman segar.
Tak dinyana, resep itu berhasil memikat lidah banyak orang dan bertahan hingga sekarang. Bahkan olahan es ini semakin berkembang dengan berbagai macam varian.
2. Ayam Kodok
Menu sajian Ayam Kodok yang dihidangkan Jokowi juga menjadi kasak-kusuk banyak orang. Nama menu yang berhubungan dengan hewan melompat itu menjadikan orang banyak bertanya-tanya tentang maksud Jokowi mengundang 3 bacapres itu makan siang.
Terlepas dari itu, menu ayam kodok ini bukan dibuat dari daging kodok. Melainkan olahan daging ayam yang masih utuh hingga kemudian disajikan dalam pose tengkurap sehingga sepintas menyerupai kodok.
Menu ayam kodok ini ternyata menjadi menu khas peranakan Tionghoa yang kemudian populer, khususnya di Jakarta. Padahal awalnya, kuliner ini biasanya hanya dapat dijumpai saat momen spesial seperti Hari Natal maupun Imlek. Bagi kalangan Tionghoa, hidangan ayam kodok ini menyimbolkan kebahagiaan dan keberuntungan.
Namun, jika merunut sejarah lainnya, hidangan ini ternyata datang dari Eropa. Hidangan ini dikenalkan pertama kalo oleh Belanda di Indonesia. Menu ini dibuat dengan teknik yang rumit sehingga hanya bisa dijumpai saat momen Natal.
Proses membuat ayam kodok ini terbilang cukup rumit. Karena ayam utuh ini harus dihilangkan dulu bagian tulang dan dagingnya hingga menyisakan kulit dan bagian lainnya tanpa terpotong sedikit pun.
Setelah itu, daging ayam tadi dicampur dengan sapi cincang beserta bumbu berempah dimasukkan kembali ke dalam ayam sebagai isian. Lalu, ayam utuh ini dikukus kemudian dipanggang hingga kecoklatan.
Biasanya, menu ayam kodok ini disajikan dengan pendamping lain seperti nasi, kentang, sayur-mayur yang direbus, serta saus sebagai pendamping.
Selain kedua menu tersebut, Presiden Jokowi juga menyajikan hidangan lain seperti soto lamongan, sapi lada hitam, bebek panggang, cumi goreng, udang goreng telur asin hingga kaylan cah sapi.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko