MALANG, Tugumalang.id – Lima mahasiswa Universitas Negeri Malang mengembangkan obat scabies berupa krim dengan bahan utama ekstrak daun mint dan daun sirih. Produk ini sempat diikutkan Program Kreativitas Mahasiswa Skim Kewirausahaan dan mendapat dana realisasi produk dari Belmawa Kemendikbudristek.
Lima mahasiswa yang mengembangkan obat scabies ini adalah Fatkhur Rahman dari Program Studi S1 Akuntansi FEB, Genta Radewa Hassyarafi Ardiansah dari Program Studi S1 Akuntansi FEB, Dinar Wahyu Ananda dari Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA, Hikmatul Khasanah dari S1 Kimia FMIPA, dan Gabrielle Bernadhita Mercyanto Putri dari Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual FS.
Fatkhur selaku ketua tim mengatakan bahwa ekstrak daun sirih dipilih sebagai bahan utama karena mengandung beberapa kandungan yang bersifat anti scabies, di antaranya adalah senyawa fenol dan minyak atsiri. Sedangkan ekstrak daun mint dipilih karena memiliki efek menenangkan kulit.
“Produk obat scabies yang beredar pada saat ini masih memiliki banyak kandungan kimia, di sini kami berinisiasi untuk membuat produk obat krim scabies yang berbahan dasar alami,” ujar Fatkhur, Selasa (1/8/2023).
Selain bisa mematikan agen Sarcoptes scabiei yang menyebabkan scabies, produk ini juga bisa memudarkan bekas gatal akibat scabies dan tidak memiliki efek samping.
Fatkhur menjelaskan bahwa menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), estimasi prevalensi scabies di Indonesia sebesar 4,6 persen sampai 12,95 persen pada tahun 2020. Di Indonesia, scabies menduduki peringkat ketiga dari 12 penyakit kulit yang ada.
Tungau Sarcoptus scabiei yang menyebabkan scabies memang mudah berkembang dan menular di wilayah tropis dan panas serta di daerah dengan kepadatan pendudukan yang tinggi seperti di Indonesia.
BACA JUGA: Mahasiswa Universitas Negeri Malang Ciptakan Kit Media Tanam Solusi Tanaman Hias Sukulen
Atas dasar ini, ia dan teman-temannya terinspirasi untuk mengembangkan produk obat krim scabies. “Ide ini tercetus pada pertengahan Januari 2023,” kata Fatkhur.
Pengembangan ide ini kemudian mereka ajukan ke Belmawa Kemendikbudristek pada Bulan Februari 2023. Setelah melalui berbagai seleksi, akhirnya mereka berhasil mendapatkan pendanaan untuk realisasi produk sejumlah Rp 7,5 juta.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor:jatmiko