MALANG, Tugumalang.id – Permasalahan kemacetan dan banjir seolah menjadi soal akut yang tak kunjung bisa diselesaikan di Kota Malang. Hal ini ditanggapi serius oleh Heri Cahyono atau Sam HC.
Berdasarkan hasil analisis data perusahaan asal Amerika Serikat, INRIX melalui laporan Global Traffic Scorecard pada 2022 lalu. Kota Malang menempati posisi keempat sebagai kota termacet di Indonesia dengan waktu terbuang saat macet selama 18 jam.
Masalah macet dan banjir yang tidak teratasi dengan baik membuat Heri Cahyono atau yang akrab disapa Sam Heri Cahyono atau Sam HC memutuskan maju dalan kontestasi Pilkada 2024 untuk duduk di kursi N 1.
Baca Juga: Heri Cahyono Dirikan Pesantren Wirausaha Kalasuba: Bentuk Pengusaha Berkualitas
Sam HC menyebut ibarat sebuah kapal, Kota Malang tidak akan pernah bisa berlabuh ke tujuan karena sang nakhoda tidak memiliki ketegasan dan konsistensi dalam menyelesaikan masalah macet dan banjir.
Dibutuhkan sosok nakhoda baru yang berani membuat terobosan solusi untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan dan banjir.
“Posisinya itu ibarat nakhoda kapal (wali kota), satu menjamin dan memastikan bahwa kapal enggak bocor. Kedua, mesinnya sehat dan ketiga adalah anak buah kapal itu kerjanya baik, benar, penuh komitmen, dan dedikasi,” tutur Sam HC dalam podcast Tugu Inspirasi di kantor Tugu Media Group, Rabu (18/1/2024) beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tokoh-tokoh yang Diprediksi Maju di Pilkada Kota Malang 2024
“Setelah kapal sehat, kapalnya ini dilabuhkan ke tujuan dan sampai hari ini Kota Malang tidak pernah berlabuh karena sibuk membenahi kapal bocot yang mesinnya enggak sehat. Salah satu indikatornya kapal bocot itu ada kemacetan dan ada banjir yang sudah puluhan tahun tidak tertangani dengan baik,” sambungnya.
Lebih lanjut, pria berlatar belakang yang berencana maju sebagai Calon Wali Kota Malang dari jalur independen itu menyebut seorang pemimpin harus jeli melihat permasalahan kemacetan dan juga banjir.
Sam HC menilai solusi permasalahan kemacetan dan banjir bisa ditemukan jika pemimpin memahami algoritma permasalahan macet di Kota Malang.
Kemudian, membenahi transportasi umum yang sejauh ini hanya ada angkutan kota (angkot), dan juga imbauan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Malang untuk pergi dan pulang menggunakan transportasi umum.
“Sebetulnya dengan ketegasan dan konsistensi sudah bisa diselesaikan,” tegas Sam HC.
Sementara untuk permasalahan banjir, Sam HC memiliki ide menyelesaikan permasalahan banjir dengan gotong royong.
Dengan gotong royong dan perasaan memiliki Kota Malang maka akan banyak ide untuk menyelesaikan permasalahan banjir.
Sam HC menilai ada keterlambatan dalam urusan menangani banjir di Kota Pendidikan. Masalah banjir menurutnya tidak sekedar drainase membuang air.
Pihaknya pun mencoba menyelesaikan permasalahan banjir dengan menampung ide atau terobosan-terobosan yang dilakukan oleh pakar baik praktisi maupun akademisi untuk menyelesaikan permasalahan banjir.
Ia pun mengambil contoh peran Penggagas Kampung Glintung Go Green, Bambang Irianto yang berhasil menyelesaikan permasalahan banjir di kampung kumuh di daerah Glintung, Kota Malang.
Keberhasilan Bambang Irianto mengatasi permasalahan lingkungan dan mendapat penghargaan Kalpataru 2018 lalu seharusnya Pemerintah Kota Malang bisa bekerjasama untuk menduplikasi apa yang telah dilakukan Bambang Irianto ke seluruh wilayah Kota Malang.
Menurut Sam HC langkah itu akan lebih efektif dalam menyelesaikan masalah akut seperti kemacetan dan banjir di Kota Malang.
“Ini (masalah banjir) harus ditata ulang dengan partisipasi dari warga siapa yang bisa menyelesaikan banjir, siapa yang bisa menyelesaikan macet, siapa yang bisa menyelesaikan masalah pasar monggo silahkan. Sistem apa saja boleh kita tampung dan kita uji dulu, apakah layak atau tidak,” jelas pria yang dikenal dengan tagline Ono Sing Anyar dan Malang Jejeg itu.
Baca Juga Berita tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A