Tugumalang.id – Universitas Negeri Malang (UM) terus berupaya membangun budaya peduli lingkungan, terutama dalam menyikapi masalah sampah. Dalam momentum peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2025, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UM berkomitmen menghantarkan calon lulusan UM menjadi pelopor peduli lingkungan.
Ketua LPPM UM, Prof Markus Diantoro memandang bahwa persoalan sampah di Indonesia menjadi hal krusial yang perlu mendapat perhatian serius. Jika tak dikelola dengan baik dan berkelanjutan, sampah bisa saja akan memenuhi separuh dunia di masa depan.
Baca Juga: LPPM UM Gelar Lokakarya Nasional Energi dan Perubahan Iklim UI Green Metric 2024
“Dalam 50 tahun lagi, siapa yang menjaga lingkungan kalau kita sekarang saja tak peduli. Bisa jadi 50 tahun ke depan, separuh dunia akan menjadi sampah kalau kita tak peduli lingkungan,” kata Markus, Jumat (21/2/2025).
Di Malang Raya saja, produksi sampah per hari mencapai jutaan ton. Sementara Kota Malang sebagai kota pendidikan dengan ratusan ribu mahasiswanya tak dipungkiri ternyata menjadi salah satu penyumbang produksi sampah di Malang.

Foto: Aktivitas edukasi di TPS 3R milik kampus UM (M Sholeh)
Untuk itu, kampus UM bergerak cepat melakukan perubahan dengan mendorong mahasiswanya agar selalu hidup sehat dan peduli lingkungan, terutama bijak mengelola sampah. Budaya peduli sampah digaungkan di penjuru kampus UM.
Baca Juga: LPPM UM Gelar Lokakarya Nasional Energi dan Perubahan Iklim UI Green Metric 2024
Puncaknya, para lulusan UM selain kompeten di bidang keahlian masing masing, nantinya diharapkan menjadi pribadi pelopor peduli lingkungan di masing masing daerahnya.
“Kami di UM sudah mulai kearah membudayakan mahasiswa untuk peduli lingkungan, terutama masalah sampah. Kami juga melakukan penanganan sampah yang lebih green dan sustainable agar tak merugikan lingkungan dan anak cucu kita nanti,” jelasnya.
Sejauh ini, kampus UM menurutnya juga banyak terlibat dalam aktivitas peduli lingkungan di berbagai negara baik di bidang sains hingga riset. Mulai di Malaysia, India bahkan Afrika Selatan.
“Kami ingin mengajak seluruh komponen kampus, masyarakat sekitar dan dunia agar lebih peduli pada lingkungan, terutama soal sampah,” kata dia.
Sementara di lingkungan kampus, LPPM UM juga terus mengaungkan budaya peduli lingkungan. Baik di sisi penelitian hingga pengabdian kepada masyarakat. Menariknya, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat yang dinaungi LPPM UM telah banyak yang ke arah kegiatan berbasis isu lingkungan.
Kampus UM juga memiliki unit Green Campus sebagai salah satu penggerak kampanye peduli lingkungan. Green Campus UM juga mengelola TPS 3R yang didalamnya terdapat bank sampah. Mahasiswa maupun masyarakat sekitar bisa menukarkan sampahnya menjadi uang.
Dalam momentum Hari Peduli Sampah 2025 ini, LPPM UM juga mengumumkan pemenang kompetisi Lomba Bijak Sampah. Berbagai konten karya mahasiswa di orbitkan dalam kompetisi yang diikuti 86 kelompok dari fakltas fakultas di UM itu. Juaranya yakni konten tentang karya paving berbahan sampah dari tim mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin UM.
Ketua Green Campus UM, Prof Sumarmi menyampaikan bahwa seremonial pengumuman dan penyerahan hadiah lomba tersebut dilakukan di TPS 3R UM adalah langkah untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap masalah sampah.
Di TPS 3R itu, menurutnya terdapat bank sampahnya. Artinya, mahasiswa, dosen maupun masyarakat sekitar bisa menukarkan sampah menjadi uang. Di TPS itu juga terdapat mesin incinerator atau alat pembakar sampah menjadi sumber energi karya dosen UM.
Bahkan juga ada budidaya magot dan bekicot. Lalu di sungai dekat TPS itu juga ada bendungan sungai yang didesign sedemikian rupa untuk bisa menyaring sampah agar aliran sungai terbebas dari sampah.
“Kami memiliki misi untuk menjadikan UM sebagai kampus hijau dan peduli keberlanjutan lingkungan. Sampah itu kan problem besar. Jadi kalau UM diam saja itu tak sesuai dengan misi kami,” kata Sumarmi.
Dalam momentum Hari Peduli Sampah Nasional 2025 ini, dia mendorong seluruh keluarga besar UM dan masyarakat untuk mampu melakukan aksi nyata dalam menyikapi persoalan sampah di Indonesia.
“Mari dimulai dengan membudayakan atau membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya dan kalau bisa dipilah,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Helianto. A