Tugumalang.id – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang berinisiatif melaksanakan pengembangan kapabilitas guru era digital. Acara itu bertajuk “Pemberdayaan Internet of Educational Things melalui Sinkronus dan Asinkronus dalam Membangun Konstruksi Pembelajaran berbasis Digital bagi Guru-Guru SMP Wahid Hasyim Malang”.
Tim ini merupakan kolaborasi mahasiswa program S1 dan S2 UM yang terdiri dari (1) Zahid Zufar At Thaariq (Ketua/S2 Teknologi Pembelajaran), (2) Reno Nurdiyanto (Anggota 1/S2 Teknologi Pembelajaran), (3) Ummul Karima (Anggota 2/S1 Teknologi Pendidikan), (4) Doni Anggoro Dwi Wahyu Utomo (Anggota 3/S1 Desain Komunikasi Visual) dan (5) Chatur Erisa Putri (Anggota 4/S1 Teknologi Pendidikan).
Ketua tim mahasiswa, Zahid Zufar At Thaariq, mengatakan bahwa pengabdian ini ditujukan untuk memberdayakan kapabilitas guru melalui Internet of Educational Things (IoET). Tema ini dipilih karena merepresentasikan perkembangan sekarang yang semuanya telah terkoneksi dengan internet. Frasa ini merupakan perkembangan dari Internet of Things (IoT).
“Selama ini banyak konsensus akademik yang mengatakan IoT sebagai konsep yang rumit. Padahal, aktivitas kita selama ini yang menggunakan internet itu sudah dikatakan sebagai IoT. Kalau konteksnya pendidikan, berarti ya IoET,” ujar Zahid.
Proses pemberdayaan berlangsung melalui pelatihan dan pendampingan. Pelatihan dilaksanakan secara tatap muka dan sinkronus (serentak) dengan menghadirkan materi-materi yang berkaitan dengan hal tersebut.
Materi-materi tersebut di antaranya (1) model dan asesmen pembelajaran mutakhir, (2) media pembelajaran berorientasi karakteristik siswa, (3) muatan konten berasaskan multimedia dan (4) lingkungan belajar yang menyenangkan.
Baca Juga: Stefanus Yufra Dilantik sebagai Rektor Universitas Ma Chung Periode 2023-2027
Materi-materi ini diisi oleh dosen dan mahasiswa S2 Teknologi Pembelajaran serta menghadirkan bintang tamu, yaitu Lukky Reza Ramadhani, S.Pd (Praktisi Teknologi Pendidikan dan Trainer Perusahaan di Subang, Jawa Barat).
Materi pertama tentang model dan asesmen pembelajaran mutakhir disampaikan oleh Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd (Dosen Teknologi Pendidikan dan Pakar Kurikulum).
Dalam paparan tersebut, beliau mengatakan bahwa teori-teori pembelajaran harus sudah bertransformasi dan mengalami perubahan. Beliau juga mengajak guru-guru untuk bisa mengembangkan media sesuai dengan model-model secara variatif dan kekinian.
Materi kedua tentang media pembelajaran berorientasi karakteristik siswa disampaikan oleh Zahid Zufar At Thaariq, S.Pd (Mahasiswa S2 dan Praktisi Teknologi Pendidikan). Dalam paparan tersebut, beliau mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki sistem pendidikan yang bagus dari Ki Hadjar Dewantara, tetapi baru menyadarinya ketika implementasi kurikulum merdeka.
Media pembelajaran selama ini masih dianggap sebagai alat bantu. Maka, beliau mengajak guru-guru untuk memahami media pembelajaran bukan sebagai alat bantu, melainkan perantara yang menjadi teman belajar bagi siswa.
Materi ketiga tentang muatan konten berasaskan multimedia disampaikan oleh Lukky Reza Ramadhani, S.Pd (Bintang Tamu). Dalam paparan tersebut, beliau menyampaikan bahwa konten-konten yang baik untuk siswa harus mengintegrasikan dengan komponen-komponen multimedia.
Karena multimedia sangat berguna dalam memberikan pemahaman yang kompleks kepada siswa. Beliau juga mencontohkan video pembelajaran menggunakan multimedia dari tempat kerjanya agar pemahaman tentang multimedia tersebut bisa dijadikan sebagai referensi tambahan bagi guru-guru ketika mengembangkan konten untuk pembelajarannya.
Materi keempat tentang lingkungan belajar yang menyenangkan disampaikan oleh Reno Nurdiyanto, S.Pd (Guru/Mahasiswa S2 Teknologi Pembelajaran). Dalam paparan tersebut, beliau menyampaikan bahwa saat ini lingkungan belajar telah berubah dari fisik ke maya.
Beliau menekankan pentingnya membangun kesepakatan bersama diantara siswa dan guru agar seting belajar tidak menjadi membosankan. Salah satu bentuk penerapannya adalah gamifikasi untuk pembelajaran.
Setelah sesi pemberian materi tersebut, Zahid memberikan arahan kepada guru untuk bisa menyelesaikan produk berupa media pembelajaran berbasis internet. Guru-guru ditantang untuk bisa mengkreasikan media-media tersebut dengan tenggat waktu pengumpulan yang telah ditentukan.
Agar pengembangan produk tersebut berjalan efektif, maka terdapat pendampingan yang dilaksanakan oleh fasilitator. Pendampingan akan dilaksanakan secara asinkronus dan disesuaikan dengan jadwal bapak/ibu guru secara fleksibel.
“Harapannya, kami bisa memberikan kontribusi yang baik untuk bapak/ibu guru melalui pemberdayaan yang dilakukan. Karena internet telah merevolusi semua aspek. Maka penting untuk bapak/ibu guru dalam memandang ini sebagai sebuah kepentingan utama dalam pembelajaran,” tutup Zahid.
Editor: Herlianto. A