MALANG, tugumalang.id – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Juli 2023 mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,07% (mtm). Secara bulanan, inflasi Kota Malang pada bulan ini tercatat tertinggi se-Jawa Timur.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang Samsun Hadi menyebut, salah satu penyebab inflasi Inflasi periode Juli 2023 didorong oleh kenaikan harga kelompok transportasi dengan andil 0,07% (mtm), kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,06% (mtm) dan kelompok pendidikan 0,05% (mtm).
Berdasarkan komoditasnya, inflasi Kota Malang disebabkan kenaikan harga pada komoditas tarif angkutan udara, daging ayam ras, sekolah dasar, bawang putih dan sekolah menengah atas masing-masing dengan andil 0,06%, 0,06%, 0,03%, 0,02%, dan 0,02% (mtm).
“Tarif angkutan udara meningkat seiring kenaikan permintaan di tengah momen liburan sekolah hingga pertengahan Juli yang tercermin dari kenaikan jumlah penumpang bandara Abdul Saleh Malang,” kata dia.
BACA JUGA: Komoditas Tempe hingga Daging Ayam Picu Inflasi Kota Malang
Sementara harga daging ayam ras meningkat seiring kenaikan harga pakan ternak dan harga bibit ayam atau day-old chicken (DOC).
“Peningkatan tarif pendidikan SD dan SMA terjadi seiring dimulainya tahun ajaran baru pada awal Juli 2023. Sementara kenaikan harga bawang putih terjadi seiring kenaikan harga bawang putih di Tiongkok yang mengerek harga bawang putih impor domestik,” sambungnya.
Meski demikian, Inflasi tahunan bulan Juli 2023 di Kota Malang telah kembali ke dalam rentang sasaran inflasi 3±1%.
Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya masing-masing dengan andil kurang dari -0,01% (mtm).
Terutama, terjadi pada komoditas bawang merah, cabai rawit, tomat, nangka muda dan daging sapi, masing-masing dengan andil -0,04%, -0,02%, -0,01%, -0,01%, dan -0,01 (mtm).
Deflasi pada komoditas bawang merah, cabai rawit dan tomat terjadi seiring melimpahnya pasokan pada masa musim di berbagai sentra produksi Malang Raya.
Sedangkan tekanan inflasi domestik terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan. Namun demikian, berlanjutnya tensi geopolitik masih perlu diwaspadai.
Terlenih, penolakan Rusia untuk memperpanjang kesepakatan Black Sea Grain Iniatiatives memicu kembali tren kenaikan harga gandum dunia dan diprakirakan akan menekan harga turunan produk gandum domestik akibat terhambatnya impor dari Ukraina.
“Faktor risiko lainnya adalah ancaman siklus El Nino yang berpotensi menyebabkan kekeringan dan gagal panen di dalam negeri,” tukasnya.
Untuk itu, sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan koordinasi TPIP-TPID untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3 ± 1%.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: feni yusnia
editor: jatmiko