MALANG, Tugumalang.id – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang atau UIN Malang kembali mengukuhkan dua guru besar. Prosesi pengukuhan tersebut digelar di Aula Gedung Rektorat Lantai 5, Selasa (15/8/2023).
Dua guru besar itu adalah profesor di Bidang Ilmu Hukum Islam yakni, Prof Dr Sudirman Hasan MA CAHRM, dan Profesor Bidang Ilmu Bahasa Inggris, Prof Dr H Langgeng Budianto MPd.
Mereka merupakan Dekan Fakultas Syari’ah dan Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Syariah serta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK).
Baca Juga: Rektor UIN Malang Tutup KKN Reguler Gelombang 2 dan KKN Persemakmuran
Pada kesempatan itu, Rektor UIN Malang, Prof Dr H M Zainuddin MA, merasa bangga dan turut mengucapkan selamat. Menurutnya, penambahan guru besar ini juga menambah kredibilitas dan reputasi lembaga.
“Jabatan guru besar di UIN Maliki ini terus bertambah. Saat ini sudah terhitung ada 47 guru besar kita. Tentu, dengan bertambahnya guru besar ini juga menambah grade dan reputasi lembaga. Selain itu, seorang guru besar juga harus menjaga kualitas dan komitmen sebagai akademisi yang memiliki jabatan puncak fungsional di Perguruan Tinggi,” ujarnya.

Prof Zainuddin melanjutkan, meski guru besar adalah jabatan puncak, namun tuntutan untuk tetap berkarya dan meneliti tidak boleh berhenti. Tugas pokok dan fungsi masih melekat, sepanjang seseorang masih berstatus sebagai dosen, yaitu tri dharma perguruan tinggi.
Maka, ia mengajak agar dosen terus membaca, meneliti dan menulis. “Don’t stop writing, searching and reading dan sudah saatnya guru besar itu memproduksi, menjadi produsen ilmu pengetahuan, bukan hanya konsumen dan mengutip-ngutip saja namun harus menjadi analis dan menemukan teori,” terangnya.
Apalagi, integrasi sains dan Islam menjadi model kurikulum dan pembelajaran UIN Malang. Sehingga baik para dosen dan mahasiswa diharuskan mampu mengkaitkan antara yang normatif-doktriner dengan realitas empirik atau antara teks dan konteks.
“Maka perlu kajian tentang realitas alam semesta. Ini model pembelajaran kita, yang selalu saya sebut dengan Integrated Learning Model (ILM). Seluruh mata kuliah harus based on Alquran dan Assunnah,” sambungnya,
Ia berharap, ke depan, para guru besar ini dapat menjadi corong dan duta-duta yang dapat membawa nama harum UIN Malang. Baik melalui forum-forum seminar, konferensi berupatasi nasional dan internasional.
“Jika menjadi muballigh, juga mubaligh yang mengharumkan nama baik Islam, yang sejuk, menyentuh hati, menebar kedamaian, bukan sebaliknya, gaduh, menebar kebencian dan memperkeruh keadaan sebagaimana yang kita saksikan di Youtube dan medsos itu,” tegasnya.
Pada pengukuhan guru besar tersebut, Prof Dr Sudirman Hasan menyampaikan orasi ilmiah tentang “Rekonstruksi Hukum Wakaf Ahli untuk Ketahanan Keluarga”. Di mana, selama ini wakaf ahli sering dianggap sebagai sumber masalah di masyarakat.
“Hal ini disebabkan oleh stigma bahwa wakaf ahli dapat mengurangi bagian waris dan menjadi sumber konflik keluarga. Misalnya, ketika seseorang mewakafkan sebagian tanahnya, maka tanah yang akan dibagikan kepada para ahli warisnya akan berkurang,” ujarnya.
“Juga, di saat tanah wakaf yang diperuntukkan khusus bagi para ahli waris, tanah ini sering menimbulkan konflik keluarga karena dikelola secara kurang adil,” sambungnya.
Berdasarkan data dan informasi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa wakaf ahli memiliki posisi penting dalam fikih wakaf.
“Wakaf ahli dapat memberikan kesejahteraan khususnya bagi keluarga sehingga perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Rekonstruksi hukum perlu dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Dengan demikian, wakaf ahli akan dapat memberikan manfaat untuk ketahanan keluarga yang berkelanjutan,” terangnya.
Sementara itu, Prof Langgeng Budianto menyampaikan orasi tentang “Mengintegrasikan Nilai Keislaman Dalam Pengajaran Bahasa Inggris untuk Mahasiswa Kedokteran Islam di Indonesia”.
Menurutnya, dalam beberapa dasawarsa ini, berbagai lembaga telah mengimplementasikan pengajaran bahasa Inggris untuk memenuhi kebutuhan akademik tertentu dan keperluan profesional pembelajar.
“Kualitas pengajaran bahasa Inggris dapat ditingkatkan bagi mahasiswa kedokteran Islam Indonesia. Pendekatan-pendekatan ini juga memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan bahasa seraya memperdalam pemahaman penerapan nilai-nilai keislaman dalam praktik medis mereka,” urainya.
Untuk mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam pengajaran bahasa Inggris bagi mahasiswa kedokteran dengan efektif, pendidik dapat menggunakan berbagai strategi dan metodologi pengajaran.
“Kegiatan pembelajaran kolaboratif, tugas pemecahan masalah, dan diskusi reflektif dapat mendorong perkembangan keterampilan berbahasa dan keterampilan berpikir kritis,” tandasnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A