Malang – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman membeberkan prediksinya soal ancaman perang militer dan non militer yang dimungkinkan terjadi di Indonesia. Hal itu dia sampaikan dalam paparannya di Universitas Brawijaya Malang, Rabu (2/2/2022).
“Ancaman militer ini bisa kita prediksi 20-30 tahun ke depan, (namun) kecil kemungkinannya. Karena kita juga tak ada musuh yang nyata,” kata Dudung.
Meski begitu, menurutnya bangsa Indonesia juga harus tetap mewaspadai terhadap dampak dampak yang terjadi dari operasi militer negara negara lain.
“Namun kita tetap waspadai dari dampak terjadinya operasi militer yang dilakukan oleh negara luar Indonesia,” ucapnya.
Selain ancaman militer, dia juga menekankan bahwa saat ini ancaman ancaman perang non militer justru harus lebih diwaspadai.
“Yang justru kita waspadai adalah ancaman non militer. Ini merupakan ancaman tentang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya hingga teknologi,” paparnya.
Menurutnya, ancaman non militer ini bisa dilakukan musuh secara sistematis dan terpadu. “Bisa dengan perang biologi, perang psikologis yang tanpa kasat mata. Ini sudah berlangsung. Oleh karena itu kita harus mewaspadai,” imbuhnya.
Untuk itu, dia mengajak generasi muda untuk memperluas pengetahuan seluas luasnya demi mempertahankan keutuhan bangsa dan negara.
“Kedaulatan tidak bisa ditawar tawar lagi. Kemerdekaan tak semudah membalikkan telapak tangan, perjuangan dengan air mata dan cucuran darah telah dilakukan pahlawan kita. Maka mari kita bahu membahu mempertahankan negara kita,” tuturnya.
Sejarah membuktikan bahwa segenap tekat yang hanya bermodalkan bambu runcing, para pejuang kemerdekaan Indonesia tetap bisa mengibarkan bendera merah putih.
“Kepercayaan itulah yang mampu menjadikan bangsa kita menjadi bangsa besar, bangsa petarung, bangsa rela berkorban dan tak mau lama lama dijajah,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
editor:jatmiko