*Oleh : Abd. Aziz
Pasca membincang Kota Malang ke depan dengan Fahmi Saguanto, kolega yang dikenal piawai menggerakkan laju perekonomian masyarakat, Senin (5/4) siang di kawasan Kyai Zainul Arifin, Malang Kota.
Warga Malang tentu tak asing dengan sosok pengusaha dengan jiwa entrepreneur yang tinggi ini. Usahanya mudah dijumpai karena berada di jantung Kota Pendidikan. Setia melayani warga-masyarakat hingga korps TNI dan POLRI se-Indonesia.
Abah Saguanto, biasa disapa, adalah sosok progresif yang saya kenal sejak tahun 2000-an. Tidak saja memiliki pikiran-pikiran cerdas namun apa saja yang digumamkan-nya merupakan pelajaran dan pengalaman hidup yang jarang dimiliki kebanyakan.
Tokoh kawakan yang satu ini, saat berbicara Malang ke depan, sungguh melahirkan optimisme yang layak dipertimbangkan untuk kemajuan Kota, yang diharapkan bergerak maju dalam lintas sektor, utamanya perekonomian.
Saya katakan padanya, jika masyarakat sudah sejahtera, selesailah problem hidup yang mengitari kehidupannya. Karenanya, pikiran cemerlang yang Bapak diskusikan penting untuk dicetakbiru-kan. Dan, misalnya diimplementasikan dalam rangka mewujudkan Malang Berkemajuan.
Pria yang menjadikan aktifitas bersepeda sebagai habit (kebiasaan) ini masih seperti dulu yang saya kenal. Energik, cerdas, solutif, dan bersedia menghibahkan dirinya untuk masyarakat yang membutuhkan aliran gagasan dan aksi nyata pemberdayaan ekonomi.
“Untuk melakukan perubahan besar yang berhubungan dengan penataan sebuah Kota, menyangkut hajat hidup orang banyak, mutlak turun gelanggang!” kelakar saya pelan.
“Benar! Demikian cara linier yang tepat agar blue print yang kita usung menemukan relevansinya. Jujur, saya tak ahli merangkai kata. Apalagi, bermain kata-kata yang mengandung unsur dusta,” tandas pria yang telah melahirkan putra kreatif, Mas Taufiq ini.
Tak sedikit ide, gagasan segar penuh kebaruan yang Abah Saguanto lontarkan dengan meyakinkan. Saya percaya, bukan karena ia kolega. Tetapi, apa yang dia pikirkan sebagai sebuah kegelisahan, kemudian didiskusikan, selaras dengan sikap dan aksi nyata serta menjadi komitmen yang berkelanjutan.
Tak terasa, tiga jam berlalu. Matahari mulai bergeser ke ufuk Barat. Saya bersegera nyeruput kopi tegukan terakhir. Pertanda akan undur diri, pamitan. Semoga selalu dianugerahi kesehatan (yang) prima, Abah. Dan, kembali berdiskusi dalam kesempatan (yang) lebih hangat.*
*Abd Aziz, Founder Progresif Law, Ketua Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Malang Raya, e-Mail: [email protected]