Tugumalang.id – Ketidakstabilan kondisi perpolitikan yang terjadi, menyita banyak perhatian publik. Berbagai kisruh di internal partai hingga banyaknya kritik terhadap kondisi demokrasi di Indonesia, membuat Komunitas Averroes lewat Youth Politicians Talk kembali menggagas diskusi dengan tema “Peran Politisi Muda dalam Reformasi Partai Politik”, pada Selasa, (27/04/2021).
Diskusi virtual itu menghadirkan tiga narasumber sekaligus. Mereka adalah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, HM Rusdi Sutejo; Anggota DPRD Kabupaten Tulungangung, Rizal Abdullah; dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial (Fisip) Universitas Brawijaya, Rachmad Gustomy.
Dalam penyampaian awal, Rizal Abdullah, politisi muda sekaligus Ketua Barisan Muda Partai Amanat Nasional (PAN) Tulungagung, menyampaikan bahwa selama ini anak muda milenial memiliki karakteristik yang berbeda dan membutuhkan pendekatan yang berbeda.

“Generasi muda ini berbeda dari generasi sebelumnya. Untuk memberikan pemahaman mengenai dunia politik, harus melalui pendekatan yang soft (lembut) dan banyak ngalahi, kalau tidak begitu ya akan makin jauh dengan mereka,” terangnya.
Senada dengan Rijal, M Rusdi Sutejo, Politisi Gerindra yang juga Ketua Tunas Indonesia Raya (Tidar) Kabupaten Pasuruan ini menjelaskan, persepsi masyarakat terhadap Parpol yang beragam harus dibarengi dengan sikap yang inovatif dari partai.
“Paling tidak, partai harus menunjukkan bahwa banyak program kita untuk masyarakat. Tidak hanya itu, kita sebagai anggota dewan yang juga anggota partai, harus menunjukkan bahwa partai politik ingin membangun dan mengabdi kepada masyarakat bersama-sama,” jelasnya.

Rusdi menambahkan, hal tersebut tidak lepas dari perkembangan sosial media, khususnya di kalangan anak muda. Padahal, anak muda dan sosial media adalah 2 kunci yang akan berpengaruh besar dalam perkembangan demokrasi di setiap zaman.
Berbeda dengan dua narasumber sebelumnya, Rachmad Gustomy, Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Brawijaya ini menjelaskan, masyarakat umum khususnya generasi milenial, mayoritas memiliki pandangan negatif jika mendengar kata politik atau berbagai hal yang berhubungan dengan politik.
“Padahal, seharusnya anak muda harus terjun ke partai sejak dini. Mengapa begitu? Biar mereka mendapatkan berbagai pengalaman dan pengetahuan bagaimana berjuang lewat jalur politik. Banyak orang menganggap politik negatif karena mereka tidak mengetahui bagaimana cara dan rasa berjuang lewat partai,” ungkapnya.
Menurut Rusdi, pendidikan politik memiliki peran penting dalam memberikan wawasan politik dan demokrasi bagi masyarakat. Jika masyarakat memiliki pemahaman menyeluruh mengenai politik, maka akan tercipta suasana demokrasi yang ideal.
Diskusi yang diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan tersebut lantas ditutup oleh L Riansyah, Ketua Bidang Program Komunitas Averroes, yang menjelaskan bahwa hasil survey Persepsi Generasi Milenial dan Sentenial Terhadap Partai Politik yang dilaksanakan selama April 2021 di 16 kota dan kabupaten di Jawa Timur, menghasilkan beberapa catatan dan rekomendasi, di antaranya:
Membuka proses rekrutmen keanggotaan yang lebih luas, termasuk untuk generasi muda serta penguatan peran dan posisi kader muda melalui peningkatan kapasitas dan keterlibatan dalam hal-hal substantif partai politik.
Kemudian, mempromosikan pesta demokrasi berdasarkan ideologi, platform, dan kode etik. Bukan berdasarkan personalisasi atau kekerabatan. Penguatan kelembagaan partai, khususnya melalui internalisasi dan implementasi ideologi, platform, dan program partai serta memaksimalkan fungsi penelitian dan pengembangan untuk mendorong kebijakan berbasis data dan akuntabilitas sosial partai.
Memperbaiki tata kelola organisasi kepartaian, terutama yang menyangkut prestasi dan sistem demokrasi, pembiayaan partai yang transparan dan akuntabel, mengembangkan keuangan yang berkelanjutan dan penyelesaian konflik hingga melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan secara berkala atas pelaksanaan fungsi kepartaian.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti