Tugumalang.id – Angka pengangguran di Kota Batu, Jawa Timur, terus bertambah selama kurun 3 tahun terakhir. Berdasarkan data dari BPS Kota Batu, dari semula pada 2020 tercatat 7.079 jiwa, terakhir pada 2022 meningkat menjadi 11.199 jiwa. Bahkan kalau menurut Disnaker, angka penganggurannya capai 14 ribu jiwa.
Faktor terbesarnya karena rata-rata anak mudanya yang baru lulus SMA/SMK enggan bekerja ke luar kota. Terbatasnya lapangan kerja di kota kecil ini membuat mereka akhirnya hanya menunggu peluang dan menganggur.
Menurut Kepala Disnaker Kota Batu, Erwan Puja Fiatno, bahwa anak muda di sana banyak terlena oleh zona nyaman di kotanya sendiri. Sementara, pesaing mereka dari luar daerah terus bertambah.
Akhirnya, kompetisi rekrutmen kerjanya semakin ketat. Sementara itu, lowongan pekerjaan yang tersedia juga kebanyakan tak sejalan dengan keahlian dan ijazah lulusan sekolah yang ada.
“Di sini ini kan kota wisata, ya kebanyakan lowongan yang ada ya berkisar di dunia pariwisata hingga perhotelan. Sementara, banyak lulusan anak di sini itu kebanyakan bidang pertanian. Kalau di pertanian ini kan peluang kerjanya kecil,” jelasnya, Selasa (10/1/2023).
Faktor kedua karena rata-rata yang menganggur adalah korban PHK yang terjadi akibat pandemi COVID-19 dua tahun lalu. Ini diketahui dari pendaftar kartu pra kerja tahun 2020 dan 2021 lalu.
“Rata-rata mereka adalah karyawan yang menjadi korban PHK waktu COVID-19. Kan banyak efisiensi, apalagi di sektor pariwisata,” ujarnya.
Erwan pun cukup prihatin dengan situasi itu. Sebab itulah, pihaknya sudah mulai menyusun sejumlah program pelatihan. Seperti pelatihan manajemen kepada unit usaha kecil, pelatihan untuk karyawan pabrik rokok melalui dana cukai hingga membuka bursa kerja untuk lulusan SMK.
“Untuk menyuskseskan hal ini juga sebenarnya kami butuh Balai Latihan Kerja. Nah soal ini semoga bisa terwujud, sudah masuk RPJMD, mungkin tahun depan akan dibangun,” kata dia.
Selain itu, Disnaker juga tengah menjajaki kerja sama program pelatihan dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pelatihannya tidak sembarangan karena melibatkan langsung orang-orang di luar negeri.
“Jadi latihannya di sana langsung. Programnya ada di Jepang dan kawasan Timur Tengah. Selama 1 tahun dan gratis. Ada yang pelatihan perawat, perhotelan, konstruksi hingga pertanian,” kata dia.
Di sisi lain, pihaknya juga akan terjun langsung ke sekolah-sekolah agar angkatan kerja baru ini bisa mendapat motivasi dalam mengenal dunia kerja sebelum benar-benar terjun langsung.
“Dengan begitu, mereka tidak mudah begitu saja langsung resign-resign. Memang kudu ada gebrakan dengan turun ke SMK langsung, dikasih motivasi, dikasih tahu tentang dunia kerja seperti apa,” kata dia.
Terpisah, Wakil 1 DPRD Kota, Batu Nurochman, mengatakan naiknya angka pengangguran di kota wisata ini karena banyak faktor efek multiplier. Terutama akibat pandemi COVID-19.
Meski begitu, ini tidak boleh dianggap sepele. Dalam hal ini, Pemkot Batu harus segera melakukan pemetaan untuk mengetahui variabel, jumlah korban PHK hingga jumlah serapan angkatan kerjanya.
Dari situ nanti bisa dipetakan peluang hingga potensi peluang kerja apa yang bisa diambil. Juga bisa dirumuskan menjadi kebijakan pemerintah.
“Jadi memang pemerintah harus intervensi. Harus juga segera ada kajian potensi usaha rintisan atau bisnis start up di bidang property, pertanian dan trasportasi bagi angkatan kerja potensial untuk membuka lapangan perkerjana baru,” pungkas politisi PKB itu.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A