MALANG – Dalam Buku Hikayat Pohon Ganja ‘12.000 Tahun Menyuburkan Peradaban’ yang ditulis dan diterbitkan oleh Lingkar Ganja Nusantara (LGN), Richard Schultes dan Albert Hoffman mengatakan bahwa ganja telah ditanam di Daratan Cina sejak 8.500 tahu yang lalu. Masyarakat Cina diproduksi untuk dimanfaatkan mulai dari serat kayunya, produksi getah atau resin dan biji-bijinya.
Lalu bagaimana tanaman ganja mulai dimanfaatkan masyarakat Cina untuk dijadikan kertas?
Awal mulanya, pada abad II Masehi atau 105 Masehi pada pemerintahan Kaisar Shi Huang, seorang pejabat istana menuliskan laporan melalui tablet-tablet bambu yang beratnya bisa mencapai 54Kg. Karena saking beratnya, tablet-tablet tersebut harus dibawa menggunakan gerobak.
Sebenarnya, pejabat istana bisa saja menggunakan kain sutra untuk media menulis laporan. Namun, harga sutra terlalu mahal sehingga bisa menguras keuangan istana.
Lalu, seorang pejabat istana bernama Cai Lun merasa jika membuat laporan dari tablet-tablet bambu amat sangat tidak efektif. Ia mulai memikirkan media tulisan lain menggunakan serat, namun jika dengan metode yang sama untuk membuat pakaian dirasakan tidak praktis dan terlalu mahal.
Namun, entah bagaimana Cai Lun tiba-tiba mendapatkan ide untuk mencampurkan bubur dari serat batang ganja dan serat batang murbei. Setelah bubur tersebut diendapkan, serat-serat tersebut membuat semacam jaringan yang saling terhubung satu sama lain.
Akhirnya terbentuklah kertas pertama di dunia dimana jaringan serat-serat tadi dapat ditulisi, tipis dan yang terpenting adalah ringan.
Bukannya tanpa rintangan, penemuan brilian Cai Lun yang akan mempengaruhi jalannya dunia ini awalnya dicemooh oleh orang-orang istana. Namun, ia tidak patah arah dan justru membuat sebuah strategi promosi yang sangat brilian.
Caranya, ia mulai meminta bantuan kawan-kawannya agat menyebarkan berita palsu terkait kematian dirinya. Ia juga meminta teman-temannya menyelipkan mitos jika kertas-kertas tadi jika dibakar akan memiliki efek untuk membangkitkan orang mati.
Awalnya, para peziarah yang mendengar berita tersebut merasa ragu, namun mereka tetap mendatangi upacara palsu pemakaman Cai Lun dan mulai membakar kertas. Dan boom, Cai Lun bangkit dari peti matinya dan membuat para peziarah tercengang.
Sejak saat itulah hingga saat ini, membakar kertas adalah ritual umum yang dilakukan masyarakat Cina untuk upacara pemakaman jenazah.
Namun, berdasarkan bukti arkeologi ternyata ditemukan kertas berbahan serat ganja yang berasal dari masa 2138 SM di sebuah makam di daerah Xi’an, Provinsi Shaanxi. Kemudian ada bukti bahwa pembuatan kertas sudah dilakukan istana di Cina pada makam Kaisar Wu di Dinasti Han (104-87 SM), di makam tersebut ditemukan pakaian dan kertas berbahan serat ganja.
Proses pembuatan kertas berbahan serat ganja di antaranya mulai dari fermentasi serat, pemasakan serat, penguapan dan perebusan, pengupasan kulit, pencucian, pemukulan serat untuk menghaluskan serat, pemotongan. Kemudian mulai membuat bubur kertas, lalu mulai mencetak lembaran kertas, pemampatan, dan pengeringan.