MALANG, Tugumalang.id – Tidak ada pemenang yang lahir tanpa sebuah perjuangan, kalimat tersebut dirasa pas menggambarkan jalan hidup mahasiswa Program Studi (Prodi) S1 Psikologi Universitas Negeri Malang (UM), Apriliya Wahyu Putri dalam mengukir prestasi.
Terinspirasi dari quote salah satu tokoh psikolog Eropa, Victor Emil Frankl yakni “Apapun Bisa Dirampas Dari Manusia, Kecuali Satu: Kebebasan Terakhir Seorang Manusia Kebebasan Untuk Menentukan Sikap Dalam Setiap Keadaan. Kebebasan Untuk Memilih Jalannya Sendiri”. Kalimat tersebut begitu bermakna bagi perempuan yang akrab disapa April.
Melanjutkan studi di Prodi Psikologi UM pada tahun 2021 lalu. Kepada Tugumalang.id, April menceritakan bagaimana kerja kerasnya sukses mengantarkan ia menuai banyak prestasi.
Baca Juga: Mahasiswa Psikologi UM Beri Psikoedukasi bagi Keluarga Eks-Napi di Bapas Kelas I Malang
Lahir dari keluarga yang bisa dibilang pra sejahtera, April sudah terbiasa mandiri sejak kecil. Dimana ia harus sudah ditinggal ayah dan ibunya yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Keadaan tersebut menempa seorang April menjadi pribadi yang mandiri.
Keadaan itulah yang membuat April kemudian menjadi pribadi yang tangguh meski ia tak menampik bahwa keluarga adalah motivasinya untuk terus semakin berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Hal itu sudah dibuktikannya dengan deretan prestasi yang telah diraihnya di antara lain Juara 1 dalam Lomba Fotografi, peraih insentif Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) AI 2023, peraih medali emas dalam kompetisi internasional, finalis Checking Contest dari Unesco, dan sederet prestasi lainnya.
Baru-baru ini alumni SMK Negeri 3 Madiun itu baru saja mendapat kesempatan sebagai presenter di Konferensi Psikologi Internasional.
“Saya lahir dan besar di keluarga yang mediocre. Sejak kecil saya sudah ditinggal kedua orang tua bekerja bahkan sebelum saya selesai toilette training karena kondisi finansial kami yang cukup sulit. Sehingga saya terbiasa melakukan semuanya sendiri,” ungkap April.
Tetapi keadaan tak menyurutkan niat April untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Perkenalan April dengan ilmu psikologi bertolak belakang dengan jurusan yang ia pilih di SMK.
April mengambil konsentrasi Kimia Analisis, namun dari situlah ia mulai tertarik dengan psikologi dan menggelutinya hingga sekarang dan telah menuai banyak prestasi di bidang psikologi.
“Sejak tahun pertama di sekolah, saya sudah tertarik dengan psikologi dan mulai pelan-pelan belajar tentang psikoanalisis. Saya coba belajar lebih dalam tentang Psikologi Jungian saat itu. Minat saya akhirnya mulai shifting, yang membuat saya berakhir di psikologi sekarang,” bebernya.
Baca Juga: Gelar Acara SEXOPHONE 2024, Mahasiswa IKM Universitas Negeri Malang Diskusi tentang Kekerasan dalam Pacaran
Walau tergolong mahasiswa berprestasi, April lebih memilih merendah dan enggan terbebani dengan label ‘berprestasi’. Ia lebih suka disebut sebagai pribadi yang suka belajar, sebab April merasa sebagai individu yang terlambat dalam mendapatkan sebuah pencapaian dan juga sering merasa gagal.
Namun buku favoritnya yaitu ‘Man’s Search for Meaning’ mengubah pandangan tentang dirinya sendiri dan menjadikan setiap momen yang dirasa terlambat dan gagal adalah sebuah pengalaman agar ia dapat semakin lebih baik.
“Saya sebenarnya melihat diri saya sebagai individu yang slow paced. Saya merasa progress saya terlambat, saya juga sering gagal mencapai sesuatu dan khawatir dengan label ‘berprestasi’ yang orang berikan. Padahal saya ini cuma individu yang suka belajar,” urai April.
“Saya ingat satu hal, those who have a why to live, can bear with almost any how. Kalimat itu yang saya temukan dalam buku favorit saya membuat saya punya tujuan hidup dan impian yang ingin saya capai. Kuncinya adalah tanggung jawab terhadap keputusan yang kita ambil dengan mempertimbangkan minat dan kapasitas diri,” imbuhnya.
Meski menuai banyak prestasi, tak membuat April puas hanya dari pencapaian akademik saja. Untuk melatih kapasitas dirinya ia juga aktif di Unit Aktivitas Mahasiswa Fakultas yang berfokus pada bidang kepenulisan, Psychoworld sebagai Koordinator Divisi Humas pada tahun 2021-2022.
Sedangkan di sisi akademik, saat ini April aktif sebagai asisten laboratorium, serta terlibat aktif dalam kegiatan penelitian dan pengabdian bersama dosen.
Sebagai penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, April merasa bersyukur. Karena melalui KIP Kuliah ia terbantu dari sisi finansial untuk menyelesaikan studi yang ditempuh.
“Perasaan saya ketika menjadi salah satu mahasiswa KIP-K adalah bersyukur. Karena tepat ketika memasuki masa pendaftaran kuliah, keluarga saya berada di taraf finansial yang sulit. Menurut saya, KIP-K sangat membantu sekali,” ujar perempuan yang menyukai film dan buku itu.
April mengakui apa yang telah diraihnya saat ini tak terlepas dari caranya menjaga hubungan dengan Sang Maha Pencipta. Sehingga ia selalu diberi kekuatan dalam menghadapi situasi-situasi sulit dan mengambil keputusan sendiri untuk menyelesaikan setiap masalah.
“Bagaimana saya menjaga hubungan dengan Tuhan itu juga memengaruhi kondisi mental saya untuk tetap stabil. Bentuk dukungan yang paling kentara dari orang tua tidak lain adalah dengan mengizinkan saya untuk mengambil keputusan sendiri di banyak situasi,” tutupnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko