MALANG, Tugumalang.id – Semakin tingginya tingkat literasi keuangan mengenai investasi, mendorong generasi milenial untuk gencar masuk ke pasar modal. Terlebih, tren ini juga didukung dengan kemudahan dalam bertransaksi di pasar modal melalui agen penjual perusahaan teknologi finansial atau fintech.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Sugiarto Kasmuri menyebut bahwa mayoritas investor di Malang didominitasi oleh anak muda. “Memang mayoritas anak muda, itulah mengapa yang menjadi target kami edukasi dan literasi adalah kampus dan sekolah. Untuk mengajarkan bagaimana milenial bisa berinvestasi secara nyaman dan aman,” ujarnya.
Tambah Sugiarto Kasmuri, hal ini seiring dengan tantangan generasi milenial dalam mengelola perencanaan keuangan. Seperti, antara memenuhi kebutuhan pokok atau menyisihkan sebagian dananya untuk masa depan.
“Menyiapkan masa depan itu tidak bisa hanya dilakukan dengan saving. Saving sebagai awal mula untuk investasi, tapi setelah itu harus belajar bagaimana investasi dananya untuk masa depan,” jelasnya.
Ia menyebut, cara untuk belajar investasi generasi milenial adalah dimulai belajar dari yang basic atau yang resikonya lebih rendah, misal reksadana pasar uang seperti deposito.
Kemudian, beranjak ke yang beresiko sedang yakni reksadana pendapatan tetap hingga ke resiko yang lebih tinggi yaitu reksadana saham.
“Karena dengan belajar dengan yang resiko rendah nanti bisa naik lagi ke resiko yang sedang kemudian masuk ke resiko tinggi. High risk high return, itu konsep investasi seperti itu,” tegas Sugiarto Kasmuri.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko