Tugumalang.id – Kasus mafia tanah di Kota Batu, Jawa Timur yang sudah diungkap Polda Jatim akan memulai babak baru. Kini, perkara yang telah ditangani Kejari Kota Batu itu dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Malang.
Pelimpahan perkara dilakukan Rabu (31/1/2024) oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Kota Batu terhadap 5 terdakwa yakni SA, EW, HEA, N dan AL. Diketahui AL dan N adalah pegawai ASN di BPN Kota Batu.
Kelimanya ditetapkan sebagai tersangka dakwaan kasus mafia tanah dengan cara membuat dan menggunakan surat otentik palsu di Kabupaten Malang dan juga Kota Batu. Tindakan ini dilakukan pada 2016.
Baca Juga: Masjid Agung Jami Kota Malang Terima Sertifikat Tanah dari Menteri ATR/BPN
Kepala Seksi Intelijen Kejari Batu, M. Januar Ferdian, menuturkan praktik mafia tanah ini bermula dari terdakwa EW dan HEA yang bekerja sama dengan N (ASN) untuk pengurusan dan penerbitan sertifikat dengan waktu kilat atau patas yaitu 1 minggu jadi.
”Pada lazimnya, proses pengurusan hingga dengan penerbitan sertifikat memakan waktu 4 bulan,” terang Ferdian.
Berdasarkan bantuan itulah, terdakwa EW meminta biaya tambahan kepada saksi Supatimah dan Joko Purnomo sebesar Rp300 juta di luar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk pengurusan 11 sertifikat.
Baca Juga: Kajari Kota Batu Targetkan Ungkap Kasus Korupsi di Kota Batu Sebanyaknya
Dalam modus operandinya, para terdakwa bekerja sama membuat akta, dokumen dan kelengkapan administrasi lain yang dipalsukan dari notaris Novita Sari untuk kemudian diterbitkan.
Dalam hal ini, yang memalsukan akta dan dokumen yakni terdakwa SA, terdakwa AL selaku PNS berperan sebagai penerima berkas dan terdakwa N selaku petugas. Apa yang mereka lakukan dinilai melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
”Dengan demikian, setelah dilakukan pelimpahan oleh JPU Ke Pengadilan Negeri (PN) Malang yang berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara dimaksud, sehingga Pemeriksaan perkara oleh hakim dalam persidangan berdasarkan pada dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum.
”Sehingga nanti Jaksa Penuntut Umum akan melaksanakan hasil putusan hakim yang merupakan kewenangan Jaksa sebagai eksekutor dalam putusan hakim,” ungkapnya.
Adapun, berikut dakwaan terhadap masing-masing terdakwa. Terdakwa SA dengan dakwaan Primair: Pasal 264 ayat 1 ke-1 KUHP Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, Subsidair: Pasal 263 ayat 1 KUHP Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Terdakwa EW dan HEA dengan dakwaan Primair: Pasal 264 ayat 2 KUHP Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP. Subsidair: Pasal 264 ayat 1 ke-1 KUHP Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, Lebih Subsidiair: Pasal 263 ayat 2 KUHP Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP, Lebih Subsidiair Lagi Pasal 263 ayat 1 KUHP Jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Terdakwa N dengan dakwaan Primair: Pasal 26 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, Subsidair: Pasal 263 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Terdakwa AL dengan dakwaan Primair: Kesatu Pasal 264 ayat (2) KUHP Jo Pasal 56 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, Atau Kedua Pasal 264 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, Subsidiair Kesatu Pasal 263 ayat (2) KUHP Jo Pasal 56 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, Atau Kedua Pasal 263 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Baca Juga Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A