Tugumalang.id – Citra postif Aremania yang menerima kedatangan pendukung Persib Bandung di Malang, tidak berhenti di situ saja. Menjelang laga Big Match Arema FC versus Persebaya 1 Oktober 2022, Aremania juga “mengutuk” adanya provokasi. Aremania meminta kepolisian dan manajemen Arema FC menertibkan akun media sosial yang dianggap melakukan tindakan provokatif dan tidak bertanggung jawab.
Hal itu disampaikan Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, Sabtu (24/9/2022), bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Aremania. Salah satu bahasan koordinasi tersebut yaitu pengawasan terhadap akun media sosial yang dianggap provokatif.
Hal itu karena rivalitas Arema dan Persebaya sangat tinggi. Kedua kesebelasan merupakan tim kuat di Jawa Timur, yang mempunyai sejarah panjang. Untuk itu, Panpel pertandingan Arema FC versus Persebaya, Sabtu 1 Oktober 2022, tidak menyediakan kuota tiket untuk pendukung Persebaya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kondusifitas di Malang.
“Melalui pertimbangan yang matang, maka diputuskan Panpel mematuhi arahan kepolisian dengan tidak memberikan kuota pada pendukung Persebaya di Kanjuruhan,” tegasnya.
Begitu juga, Haris menyampaikan hasil rapat koordinasi persiapan Big Match Derbi Jatim Panpel dengan Aremania, yang menghasilkan kesepakatan 8 poin penting.
Pertama, Panpel Arema FC sepakat tidak memberikan kuota untuk pendukung Persebaya. Hal ini sesuai dengan perjanjian yang disepakati di Polda Jatim pada 2006 lalu bahwa kedua suporter tidak saling mengunjungi.
Kedua, tidak ada sweeping Plat L dan sejenisnya saat pertandingan Arema FC vs Persebaya berlangsung 1 Oktober 2022.
Ketiga, Aremania menyatakan siap menerapkan hukum adat Aremania, jika ada aksi anarkis, copet, dan masuk stadion tanpa tiket.
Keempat, Aremania menyerukan agar tim Arema FC wajib memenangkan laga lawan Persebaya.
Kelima, Aremania meminta bantuan pihak kepolisian untuk melakukan pengawalan terhadap Aremania yang berasal dari luar kota, yang akan menyaksikan pertandingan langsung di Stadion Kanjuruhan.
Keenam, para pihak saling membantu menyiapkan konsumsi berupa nasi bungkus untuk Aremania dari luar kota. Kemudian mengatur kepulangannya dengan koordinasi bersama pihak keamanan, dan jika diperlukan bisa menginap di Stadion Kanjuruhan.
Ketujuh, mendorong pihak berwajib dan manajemen Arema FC untuk menertibkan akun-akun media sosial yang melakukan tindakan provokatif dan tidak bertanggung jawab. Aremania mendesak admin akun media sosial untuk bertemu dan sharing dengan manajemen dan Aremania.
“Jadi Aremania juga menyoroti soal provokasi di media sosial, ini yang harus kita redam bersama,” kata Haris.
Kedelapan, Aremania meminta pihak keamanan untuk melakukan sweeping di pintu-pintu masuk stadion, agar tidak ada penyusup yang berpotensi menyebabkan terjadinya kericuhan.
“Hal ini semata-mata dilakukan untuk kepentingan bersama dan menjaga Malang Raya tetap kondusif,” pungkasnya.
Reporter : M Sholeh
Editor : Fajrus Sidiq