MALANG – Covid-19 mengakibatkan pembatasan di sejumlah tempat yang mengundang kerumunan massa. Tak terkecuali tempat ibadah di masjid telah dibatasi lantaran dianggap sebagai salah satu tempat penyebaran Covid-19. Menjawab stigma itu, Masjid Al Fattah Ali, Kota Malang mulai membentuk Masjid Peduli Covid.
Ketua Takmir Masjid Peduli Covid, Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, MS, mengatakan, sejauh ini potensi masjid tak dimanfaatkan secara optimal untuk penanganan pandemi. Bahkan masjid sampai ditutup dalam beberapa kebijakan penanganan pandemi.
Hal ini lah yang kemudian memunculkan ide ide dari beberapa pegiat sosial di Kota Malang untuk membentuk Masjid Peduli Covid tersebut. Sehingga selain sebagai tempat ibadah, masjid juga bisa menjadi tempat kegiatan kemanusiaan.
“Disini, warga yang terdampak Covid-19 tidak sedikit. Banyak pedagang kecil disini yang gak bisa dagang. Untuk itu dengan adanya Masjid Peduli Covid ini bisa dimanfaatkan,” ujar Prof. Bisri yang juga merupakan mantan Rektor UB itu, Selasa (3/8/2021).

Disebutkan, gerakan Masjid Peduli Covid yang dimulai di Masjid Al Fattah Ali ini sudah mendapat antusias dan bantuan dari berbagai elemen masyarakat dan komunitas sosial di Kota Malang.
Mulai Tokoh Perempuan Kota Malang Liza Min Nelly, Ketua LIRA Malang Raya Didik Achmadi, Koordinator Pengaduan Pelayanan Publik Malang Sudarno, Akademisi UIN Maliki Malang Zainal Habib, Direktur Jatim Times Lazuardi Firdaus, CEO Tugu Media Group Irham Thoriq dan sejumlah tokoh lain.
“Kami akan rutin menyalurkan bantuan sosial, tidak hanya sekali ini. Kami akan carikan dana sosial bahkan dana sodaqoh masjid akan kami keluarkan untuk masyarakat terdampak Covid-19 secara rutin sampai pandemi ini berkurang,” paparnya.
Menurutnya, gerakan ini juga sudah mendapat restu dari Wali Kota Malang untuk dijalankan di Masjid Al Fattah Ali. Jika nantinya gerakan ink bisa berjalan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan gerakan itu bisa menjadi replika di tempat ibadah lain.
“Catatannya, kalau masjid menjadi motor, harus ada kebersamaan dan harmonisasi dengan stakeholder lainnya. Mulai RT/RW, Satgas semuanya harus jadi satu dan jangan jalan sendiri sendiri,” ucapnya.
Sementara itu, pegiat sosial Kota Malang, Sutopo Dewangga, salah satu penggagas Masjid Peduli Covid mengatakan, masjid dipilih lantaran memiliki potensi yang unggul. Salah satunya, managemen takmir yang memiliki kepercayaan masyarakat lebih tinggi dari instansi atau lembaga lain.
“Kedua, transparansi pengelolaan keuangan yang ada di masjid itu tinggi jika dibandingkan dengan institusi atau lembaga apapun. Namun potensi itu selama ini tidak difungsikan. Bahkan tempat ibadah distigma menjadi tempat penyebaran Covid-19,” bebernya.
Menurutnya, sejauh ini tak ada managemen berbasis resiko dalam penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah. Sehingga data target dari pemerintah pusat dan data realisasi dilapangan terkait penanganan pandemi tak sama.
“Saya melihat bahwa negara atau pemerintah tidak memiliki managemen berbasis resiko. Tidak ada satu sistem yang menjamin bagaimana pandemi ini dikendalikan, dikelola dan target targetnya seperti apa yang terukur,” ungkapnya.
“Misalnya, penyaluran vaksin dari Kemenkes pusat dengan Dinkes Kota itu datanya kacau balau. Pusat mengirim 20 ribu, mungkin Dinkes mencatatnya 5 ribu karena ternyata penyalurannya juga ke instansi lain seperi perguruan tinggi. Sehingga datanya morat marit,” bebernya.
Dengan adanya Masjid Peduli Covid ini maka juga akan dilakukan pengelolaan, treking dan penentuan target terkait permasalahan pandemi. Sehingga kendala yang ada dilapangan dapat segera dipecahkan.
Dia berharap, Masjid Peduli Covid ini nantinya bisa memberikan manfaat dan meringankan beban masyarakat terdampak pandemi dan menjadi contoh tempat ibadah lain untuk melakukan gerakan kemanusiaan.
“Penanganan pandemi bukan sekedar soal virusnya, tapi dampak ekonominya. Orang tidak terpapar Covid-19 tapi tidak bisa mencari nafkah. Maka ini menjadi tanggungjawab kita bersama,” ucapnya.
Ketua tim pelaksana Masjid Peduli Covid, Masjid Al Fattah Ali, Drs. H. Arif Sufianto mengatakan, beberapa bantuan yang sudah masuk seperti, beras, telur, susu, masker, oksimeter hingga tabung oksigen akan segera disalurkan kepada masyarakat terdampak pandemi.
“Sejauh ini kebutuhan oksigen di masyarakat sekitar masih kekurangan, banyak yang kesulitan mencari oksigen. Banyak depo pengisian oksigen yang habis. Maka adanya bantuan oksigen ini, kita memiliki persediaan di sekretariat Masjid Al Fattah Ali untuk warga yang membutuhkan,” tuturnya.
Menurutnya, beberapa bantuan yang ada akan disalurkan kepada warga satu RT sekitar masjid yang terdampak Covid-19. Jika bantuan yang diterima terus bertambah, maka pihaknya memperluas sasaran distribusi ke tingkat RW, kelurahan dan seterusnya.
“Jika ada masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan dalam bentuk apapun maka bisa menghubungi sekertariat. Kami siap mengelola dan menyalurkan kapanpun sesuai amanah,” ucapnya.
Reporter: M Sholeh
Redaktur: Sujatmiko