Oleh: Irham Thoriq*
Tugumalang.id – Jalan sufi. Ini seperti jalan yang tak mudah. Kita membayangkan, seperti jalan seorang yang memakai jubah, memutar tasbih, dan tidak pernah turun dari masjid untuk beribadah.
Namun, ternyata jalan seorang sufi tidak harus seperti itu. Inilah indahnya Agama. Khususnya Islam. Kita bisa berbakti kepada sang pencipta dengan banyak jalurnya. Banyak pintunya.
Jalan sufi juga bisa ditempuh seorang yang terlihat sedang mengejar dunia, tapi sejatinya dia sedang beribadah. Jalan sufi bisa ditempuh para miliader, saudagar, orang kaya raya, tanpa harus meninggalkan kekayaannya. Jalan sufi bisa ditempuh siapapun.
Baca Juga: Founder Paragon, Nurhayati Subakat Masuk Jajaran The Most Powerfull Women
Dalam sebuah ceramahnya, Habib Ali Al Jufri mengatakan jika kamu ingin ilmu tasawuf (salah satu cabang ilmu dalam Islam) tersebar, jadilah seorang sufi. Sufi dalam perkataan kita, dalam tindakan kita, dan dalam keadaan hati kita.
Menjadi seorang sufi berarti memenuhi hati kita dengan kasih sayang. Menyayangi orang yang berbeda dengan kita. Menyayangi semua makhluk Allah SWT, termasuk ketika makhluk itu beragama berbeda dari kita.
Inilah salah satu jalan menjadi seorang sufi, dengan menjadi penyayang dan bermanfaat bagi manusia yang lain.
Jalan Sufi inilah yang mungkin sedang ditempuh Nurhayati Subakat, perempuan tangguh asal Padang Panjang, Sumatera Barat, yang mendirikan Paragon Corp pada 40 tahun lalu.
Paragon Corp adalah hodling company yang membawahi sejumlah brand kecantikan terkenal seperti Wardah, Putri, Emina, Make Over, Kahf, Labore, Instaperfect, Biodef, OMG dan lain sebagainya.
Nurhayati Subakat sedang menitih jalan sufi, karena menjadikan perusahaan yang dia dirikan jalan ”berbakti” kepada sang pencipta. Caranya, dia selalu sadar bahwa perusahaan adalah alat untuk berbagi kebaikan, khususnya kepada sekitar 14.000 karyawan yang bekerja di Paragon Corp.
Baca Juga: Nurhayati Subakat Founder PT Paragon Technology and Innovation Masuk 50 Wanita Berpengaruh Versi ‘Forbes 50 over 50 Asia’ 2022
Juga kepada konsumen yang mendapatkan manfaat dari produk-produknya yang berkualitas. ”Perusahaan ini bukan hanya tempat kita bekerja, tetapi juga menjadi jalan keluar kesusahan banyak orang, kantor ini adalah jalan ibadah kita,” kata Nurhayati Subakat dalam Film ”Mengusahakan Pertolongan Ilahi”.
Film ini baru tayang di YouTube Paragon Corp serta sudah ditonton sekitar 14 ribu karyawan Paragon Corp di bioskop di seluruh Indonesia. Paragon Corp membooking banyak bioskop, untuk menonton bareng film ini.
Film ini diambil dari kisah nyata Nurhayati Subakat dengan alur tiga zaman. Yakni, saat Nurhayati kecil di Padang, lalu saat Nurhayati baru mendirikan perusahaan. Saat itu belum ada Paragon Corp, belum ada juga Wardah.
Yang ada adalah Putri. Produk pertama Nurhayati Subakat yang merupakan shampoo dan dijual ke sejumlah salon. Belum lama produk itu berjalan, pabrik Nurhayati kebakaran. Inilah momen yang sering diceritakan Nurhayati dibeberapa kesempatan saat dia menjadi pembicara.
Nurhayati bisa saja menutup pabriknya. Ini karena sang suami Subakat Hadi, bekerja sebagai profesional di perusahaan mapan. Tapi, agar perusahaan ini bisa menjadi ”jalan keluar kesusahan” bagi banyak orang, Nurhayati memilih melanjutkan usahanya. Sekalipun, harus mengajukan hutang kepada perbankan.
Sedangkan zaman terakhir adalah ketika baru-baru ini Nurhayati Subakat di diagnosa sakit kanker. Alih-alih sedih, Nurhayati yang diperankan dengan apik oleh Revalina S Temat itu memilih untuk tegar dan optimis.
”Hampir jarang saya bersedih dalam hidup,” ujarnya dalam sesi talkshow setelah pemutaran film. “Saat mendapat kabar mengidap kanker, saya tetap teguh dan tidak sedih.”
Nurhayati seolah sangat paham dan mungkin sangat menghayati konsep dalam Alquran serta janji Allah SWT. Bahwa, setelah kesulitan, selalu akan ada kemudahan.
Setelah pabriknya terbakar, ada banyak kemudahan hingga akhirnya brandnya meledak dan menjadi yang terbesar di Indonesia. Wardah. Siapa yang gak tahu brand ini, yang ketika Covid-19, saat usaha kebanyakan orang lesu, brand ini justru menggelontorkan sumbangan Rp 40 miliar.
Di tengah kesuksesan, serta kekayaan Nurhayati Subakat dan keluarga yang ditaksir tembus Rp 24,3 triliun (versi okezone.com), Nurhayati alih-alih memamerkan kecerdasan serta kejeniusannya, dengan rendah hati dia menjawab: mereka bisa sukses karena pertolongan Allah SWT.
Ini sikap rendah hati yang tentu saja memukau, apalagi di tengah budaya flexing akhir-akhir ini.
Mungkin karena konsep Nurhayati yang selalu menomersatukan Allah SWT inilah, Nurhayati menjadikan ”Iman kepada Tuhan” sebagai nilai pertama dalam core values perusahaanya.
Beberapa Kebiasaan Nurhayati Subakat
Bagi karyawan Paragon Corp, Nurhayati Subakat berperan selayaknya seorang “ibu”. Dia bukan seorang entrepreneur dengan strategi yang canggih.
Kata seorang paragonian, Nurhayati memimpin dengan tindakan. Misalnya, jika ada sesuatu yang tidak beres di sekitarnya, dia dengan mudah saja langsung membereskan hal itu.
Nurhayati memimpin dengan keteladanan. Sikapnya itu, tampaknya dilengkapi oleh suaminya Bapak Subakat Hadi, dan anak-anaknya, yang jago strategi dalam mengembangkan perusahaan.
Beberapa waktu lalu, kami sempat ngobrol dengan Ari Kleryyanti, assisten pribadi Nurhayati Subakat kurang lebih tiga tahun. Dengan harta triliunan, Ari mendapatkan banyak pelajaran dari Nurhayati Subakat. Salah satunya soal kesederhanaan.
Nurhayati Subakat biasa menggunakan baju kurung yang sederhana, berharga ratusan ribu saja. Ari pernah bertanya kenapa tidak membeli pakaian yang bagus dan mahal, Nurhayati menjawab untuk apa pakaian mahal.
Apakah hanya untuk mendapatkan pujian? “Kata itu, kalau hanya untuk mendapat pujian, lalu setelah mendapat pujian lalu apa?,” kata Ari menirukan jawaban Nurhayati.
Di situ kadang Ari merasa malu, karena bagi orang sekelas Nurhayati Subakat, uang puluhan juta untuk beli baju tentulah tak banyak berarti. Tetapi menurut Ari, dia sudah berhasil mengalahkan egonya untuk tampil mewah.
Hal lainnya yang diceritakan Ari adalah Nurhayati sangat disiplin. Dia tidak ingin hadir terlambat dalam suatu acara apapun. Itu cara dia menghargai waktu.
Untuk kedisiplinan itu, Nurhayati sejak subuh sudah bangun untuk siap-siap acara pagi yang akan dia hadiri. “Ibu itu on time banget orangnya, kalau acara pagi, habis subuh itu saya sudah harus berangkat,” kenangnya.
Apa yang dilakukan Nurhayati selama di mobil? Menurut Ari, selama di mobil Nurrhayati biasanya membaca chat WhatsApp atau membaca buku. Kadang juga sharing sesuatu dengan Ari. “Di mobil ibu kadang juga bercerita tentang pekerjaan yang sudah lama dia tekuni,” kata dia.
Selama menjadi asisten Nurhayati, Ari tinggal di sebuah tempat milik Paragon yang dikhususkan untuk karyawan. Lokasi dari kos tersebut berdekatan dengan tempat konveksi pakaian. Pegawai konveksi tersebut semuanya laki-laki.
Nah, pada saat Ari lewat dengan konveksi itu untuk ke kantor, sering kali digodain oleh para lelaki yang ada di situ. “Kadang mereka suit-suit gitu ke saya, sebetulnya biasanya saja,” kata dia.
Lalu suatu hari, Nurhayati bertanya pada Ari tinggal di mana. Diapun memberi tahu lokasi tempat tinggalnya. Ternyata Nurhayati tahu kalau di daerah itu berdekatan dengan konveksi pakaian yang pegawainya cowok semua.
Setelah tahu itu, Nurhayati langsung meminta Ari pindah ke tempat yang lebih nyaman. Dan kos milik Paragon itupun tak lagi digunakan untuk karyawan perempuan, melainkan diganti menjadi khusus laki-laki.
Nurhayati adalah cerminan kita semua. Di tengah banyaknya harta yang dia miliki, penulis mendapatkan informasi bahwa keluarga mereka baru-baru ini melakukan langkah revolusioner lagi yakni menyiapkan lahan untuk pemakaman keluarga.
Nurhayati dan keluarga sadar, bahwa dunia hanyalah titipan. Dan dunia tidak akan dibawa mati. Menyiapkan makam, adalah isyarat bahwa muara dari kehidupan adalah kematian.
Kita perlu banyak berserah, meskipun harus tetap berusaha sekuat tenaga untuk memberi manfaat. 1000 triliun kebaikan, demikian kata-kata Nurhayati Subakat agar segenap Paragonian selalu senantiasa bisa berbuat baik.
Nurhayati adalah seorang pemurah dan tidak mudah marah. Dua hal ini adalah ciri-ciri Wali Allah SWT sebagaimana pernah disebutkan Guru Sekumpul, Wali Allah SWT asal Kalimantan Selatan yang baru-baru ini haul wafatnya dihadiri kurang lebih 4,2 juta orang.
Semoga Nurhayati Subakat yang saat ini sudah berusia 75 tahun, senantiasa panjang umur dan terus memberi banyak manfaat.
Jika Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa orang yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah orang yang paling banyak manfaatnya kepada manusia yang lain. Tampaknya dalam perjalanan hidupnya Nurhayati Subakat sudah banyak memberi manfaat.
Nurhayati Subakat sudah menempuh jalan sufi. Lewat jalur pengusaha. Sekali lagi, inilah indahnya Islam. Kita bisa menempuh jalan sufi lewat banyak jalur: bisa lewat menjadi kiai, ustadz, pengusaha, dokter, guru, dan aneka profesi lain.
Semua profesi itu bisa menjadi ”sarana” untuk mendekatkan kita dengan sang pencipta. Dan itulah, tujuan akhir kita.
*Penulis adalah CEO Tugu Media Group (tugumalang.id dan tugujatim.id), serta penulis beberapa buku.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Editor: Herlianto. A