Tugumalang.id – Gebrakan baru inovasi digitalisasi kreasi anak bangsa yang ada di Kota Malang ini patut menjadi inspirasi. Pasalnya, bisnis laundry self service berbasis teknologi digital pertama kali di Indonesia mampu dihadirkan oleh pemuda di Kota Malang. Inovasi bisnis masa depan itu bernama Londi atau Laundry Digital.
Londi dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan jasa laundry yang murah dan mudah. Uniknya, di tempat ini pelanggan bisa mencuci pakaiannya sendiri hingga kering dalam waktu sekitar 1 jam hanya dengan melakukan scan barcode QRIS.
Baca Juga: Sartani Gaya, Inovasi Baru Pemkot Batu Berdayakan Petani
Founder Londi, Mas Mas Fredo Prima Yudha, menceritakan awal mula membangun bisnis unik itu. Dia mulanya mendirikan bisnis laundry seperti pada umumnya. Dia juga mengamati bisnis laundry yang menggunakan sistem pembayaran koin di luar negeri.
Alumni Politeknik Negeri Malang (Polinema) itu kemudian melihat ada peluang bahwa mesin laundry bisa didigitalisasi untuk memudahkan pelaku bisnis maupun pelanggan.
Terlebih, Yudha juga merupakan salah satu founder start up bernama Smartlink atau aplikasi manajemen bisnis yang saat ini telah digunakan oleh 80 ribu toko di Indonesia. Dia kemudian membangun teknologi Internet of Things (IoT) bernama Snapbridge sebagai penggerak mesin laundry itu pada 2019 lalu.
“Jadi saya adopsi teknologi payment itu untuk menggerakkan mesin laundry. Jadi hanya melalui aplikasi mobile payment atau e-wallet apapun, pelanggan tinggal scan maka mesin akan beroperasi,” ujarnya.
Baca Juga: Lewat Inovasi E-JKN Cekat, Kota Malang Dianugerahi Penghargaan APDI 2023
Untuk mesinnya, dia membeli dari USA dan Korea Selatan. Mesin mesin laundry itu kemudian dirombak dan diintegrasikan dengan server aplikasi Snapbrige yang sudah dia rancang. Dia menanamkan sebuah chip agar mesin itu dapat dioperasikan secara otomatis melalui aplikasi digital.
Inovasi itu terbukti mampu menarik perhatian konsumen. Untuk memanfaatkan inovasi itu, pelanggan tinggal menimbang berat pakaian yang akan dicuci. Selanjutnya, pakaian itu dimasukkan ke mesin laundry sesuai beratnya.
Terdapat 2 mesin dengan kapasitas 7 Kg dan 14 Kg pakaian. Jika menggunakan mesin kapasitas 7 Kg maka pelanggan cukup membayar Rp 15 ribu. Sedangkan mesin kapasitas 14 Kg hanya membayar Rp 20 ribu.
“Lalu buka aplikasi e-wallet atau mobile banking untuk pembayaran, kemudian scan dan duduk saja. Mesin akan beroperasi sampai kering tanpa dijemur. Setelah selesai, pakaian tinggal dilipat sendiri oleh konsumen dan bisa dibawa pulang,” paparnya.
Kini, bisnis bernama Londi itu telah memiliki 4 cabang. Tiga cabang yakni di Jalan Tirto Utomo (Kabupaten Malang), Jalan Sigura Gura dan Jalan Cengkeh (Kota Malang) dibangun dengan menggandeng investor. Sedangkan 1 cabang Jalan Durian Raya (Semarang) dibangun melalui sistem franchise bagi hasil 30:70.
Dalam sehari, cabang Londi di Jalan Cengkeh Kota Malang rata rata mampu mendatangkan 300-400 pelanggan. Omzetnya mencapai sekitar Rp 89 juta hingga Rp 120 juta per bulan.
“Kalau ada yang mau bergabung melalui franchise, kami sangat terbuka. Tinggal menyiapkan tempat, listrik dan air lalu biaya investasi sudah bisa opening,” tandasnya.
Program ini adalah program liputan untuk mendukung wirausaha lokal tumbuh dan berkembang. Supported by Paragon Corp (Wardah, Emina, Make Over, Puteri, Biodef dll).
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A