MALANG, tugumalang.id – Inflasi Kota Malang pada bulan Juni 2023 tercatat terendah se-Jawa Timur sebesar 0,07 persen. Angka itu juga lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,25% (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Samsun Hadi menyampaikan, hal ini diketahui berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Juni 2023.
Secara tahun kalender dan tahunan tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,22% (ytd) dan 3,65% (yoy).
“Berdasarkan komoditasnya, inflasi Kota Malang didorong oleh kenaikan harga pada komoditas angkutan udara, daging ayam ras, cabai rawit, kacang panjang dan bawang putih masing-masing dengan andil 0,06%, 0,05%, 0,03%, 0,01%, dan 0,01% (mtm),” kata Samsun.
Inflasi komoditas angkutan udara terjadi seiring peningkatan mobilitas masyarakat pada musim libur sekolah dan cuti Bersama Idul Adha.
Kenaikan harga daging ayam ras terjadi seiring kenaikan harga pakan jagung, soya bean meal (SBM) dan meat bone meal (MBM). Kemudian kenaikan harga pada komoditas cabai rawit akibat menipisnya pasokan di tengah musim tanam.
Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terutama terjadi pada komoditas bensin, beras, bawang merah, emas perhiasan dan tongkol diawetkan, masing-masing dengan andil -0,09%, -0,03%, -0,01%, -0,01%, dan -0,01% (mtm).
BACA JUGA: Komoditas Tempe hingga Daging Ayam Picu Inflasi Kota Malang
Deflasi pada komoditas bensin terjadi seiring penyesuaian harga BBM pada 1 Juni 2023 untuk jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite.
Penurunan harga beras terjadi seiring dilaksanakannya Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak oleh Pemerintah yang diinisiasi oleh Bapanas.
Deflasi pada komoditas bawang merah terjadi seiring masih tercukupinya pasokan sisa panen. Sementara penurunan harga emas perhiasan terjadi seiring sentimen yang menggerakkan harga emas global sepanjang Juni, diantaranya pergerakan indeks dolar AS (DXY), kenaikan suku bunga dan inflasi.
Tekanan inflasi domestik terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan. Namun demikian, risiko perkiraan El Nino dan tingginya biaya produksi pertanian masih perlu diwaspadai.
“Menyikapi adanya potensi El Nino, Bank Indonesia Malang bersinergi dengan dinas terkait menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan rekomendasi/advisory kebijakan mengenai hal tersebut,” sambungnya.
Dalam rangka pengendalian inflasi dalam aspek keterjangkauan harga, Bank Indonesia Malang bekerjasama dengan otoritas terkait telah menyelenggarakan kegiatan Pasar Murah pada 26 Juni 2023.
Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan koordinasi TPIP-TPID untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 3,0% + 1%.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko