MALANG – Institut Agama Islam Al-Qolam Malang menggelar yudisium program Pascasarjana perdana di Ascent Premiere Hotel and Convention Kota Malang pada Jumat (14/10/2022). Acara tersebut digelar pada malam hari tepat pada pukul 18:00 WIB dan meneguhkan 40 mahasiswa untuk mendapatkan gelar magister.
Para calon lulusan dicanangkan untuk memberikan manfaat kepada dirinya sendiri dan masyarakat sekaligus menyebarkan keilmuan pesantren kepada dunia internasional.
Direktur Pascasarjana IAI Al Qolama, Dr KH Abdurrahman Said SHI MPd menyampaikan rasa syukur yang mendalam atas terselenggaranya acara yudisium perdana tersebut.
“Pada semester ini kita akan mengukuhkan sebagai calon wisudawan sebanyak 40 mahasiswa dan pasti saya apresiasi kepada kaprodi bapak Dr Muhammad Husni sesuai dengan target bahwa semester ini minimal harus 40 dan Alhamdulillah 40 mahasiswa sudah akan diyudisium malam ini,” ungkapnya.
Menurut KH Abdurrahman Said, dari semua mahasiswa tersebut, terdapat dua mahasiswa yang menyelesaikan tugas akhirnya dengan menerbitkan sebuah buku, yaitu Abdulloh Syam MPd dan Zamroni Hasan MPd.
Selain itu juga terdapat dua mahasiswa yang menerbitkan laporan penelitian jurnal Sinta 2, di mana ini dapat menjadi langkah awal untuk mengenalkan literasi dunia pesantren yang bisa diakses secara internasional sesuai visi dari kampus IAI Al-Qolam yakni menjadi universitas pengabdian transformatif berbasis pesantren bereputasi internasional.

“Ketika laporan itu diterbitkan berupa buku, maka akan diterima oleh masyarakat sebagai sebuah ilmu yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat dan pesantren, demikian juga jurnal berakreditasi Sinta 2 akan memiliki potensi untuk disertasi dan diakses oleh dunia internasional,” imbuh sosok yang kerap disapa Gus Dur itu.
Selain itu, Rektor IAI Al-Qolam Malang, Dr KH Muhammad Adib MAg, memberikan pengarahan kepada mahasiswa untuk memberikan performa terbaik sebagai lulusan magister. Dia menyampaikan bahwa dalam diri seorang sarjana juga sebagai santri bukan hanya pandai mengembangkan ilmu, akan tetapi juga dapat memberikan manfaat dan pengabdian kepada masyarakat sekitar.
Selain itu sarjana santri juga harus memegang semangat yang harus ditanamkan dalam diri mereka seperti semangat keagamaan, semangat keilmuan, dan semangat kebangsaan.

Acara tersebut memberikan penghargaan kepada Kurdi MPd selaku lulusan terbaik dengan IPK 3,78 cumlaude dan lulusan tercepat kepada Mukrin MPd yang dicapai hanya 3 semester. Pihak kampus juga memberikan kejutan berupa penghargaan untuk lulusan tertua kepada Mushlih MPd yang lulus di umur 54 tahun dan lulusan termuda di umur 26 tahun kepada Abdul Arif MPd.
Reporter: Achmad Fahmi Arifi
Editor: Herlianto. A