Tugumalang.id – Cerita Hotel Niagara tak asing lagi pembaca sekalian, terutama bagi orang Malang. Hotel yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan ini dikenal angker dan seram. Setidaknya itu isu yang beredar di media sosial dan pemberitaan media. Tetapi benarkah Hotel Niagara seseram itu?
Berbekal sebilah tanya ini, saya mencoba mencari tahu secara langsung dengan datang ke hotel tersebut dan bertanya pada warga di sekitar. Pada Jumat (29/12/2022), dengan rasa penasaran saya menuju ke lokasi yang berada di Jl Dr Sutomo No 63, Krajan, Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Hotel Niagara rupanya berada tak jauh dari Pasar Lawang, pasar tradisional yang masih ramai dengan berbagai kegiatan jual beli warga di dalamya. Setibanya di depan Pasar Lawang, ternyata hotel yang tampak megah itu berarsitektur Eropa dan memang terkesan klasik. Ia masih berdiri kokoh di ujung area pasar Lawang itu.
Kondisi Hotel
Hotel dengan warna semu merah bata dan olesan warna putih di tiap sudut itu terlihat jelas bagi siapa pun yang melintas di Jalan Raya Malang-Surabaya. Saya langsung memasuki area hotel. Suasana tampak sepi, tak terlihat seorang pun di situ. “Apakah hotel ini masih beroperasi atau tidak,” gumamku dalam hati.
Pos satpam yang biasanya ada di depan hotel juga tidak tampak. Saya lalu mencari ke beberapa sudut di sekitar hotel itu. Di situ saya merasa aura hotel memang terasa berbeda meski siang hari, tampak sepi. Banyak burung walet beterbangan di sekitarnya. Tanaman-tanaman yang ada di situ juga menyembulkan mewangian.
Setelah beberapa lama mencari, lalu seorang pria kira-kira berusia 40 tahun muncul dari samping gedung hotel dan bertanya. “Kalau mau menginap langsung masuk aja,” kata pria yang mungkin penjaga hotel itu.
Saya langsung meminta izin untuk bertanya banyak hal mengenai hotel tersebut. Namun dia menolak memberikan informasi apa pun mengenai hotel ini. Karena sejauh ini, menurutnya, tidak ada informasi apa pun yang diberikan apalagi soal angkernya hotel tersebut.
Dia mengatakan semua rekaman yang diambil di dalam hotel tersebut untuk kepentingan pribadi si perekam ternyata dilarang. Artinya, pengambilan gambar tersebut tanpa seizin manajemen hotel. Dan, tentu saja itu bisa disebut ilegal.
“Untuk media atau orang yang sudah mengekspos mengenai Hotel Niagara ini dilarang, dan mereka semua tidak meminta izin. Hal itu yang membuat kerugian untuk kami,“ kata dia.
Akhinrya, saya mencari informasi mengenai Hotel Niagara ini ke orang-orang sekitar. Tetapi kebanyakan warga sekitar mengatakan hotel ini hanya hotel biasa tanpa ada keangkeran apa pun.
Pengakuan Tetangga Hotel Niagara
Salah satu warga yang saya temui bernama Dedi Sujatmoko. Menurut pengakuannya, dia sudah bertempat tinggal di samping Hotel Niagara sejak dulu. Masa kecil Dedi sering dihabiskan bermain di area hotel. Dia mengatakan sampai sejauh ini masih banyak tamu yang menginap di sana.
“Kalau angker, saya tidak mungkin main di sana waktu kecil. Hotel ini masih ada banyak tamu yang menginap. Jadi kelihatan angker cuma karena bangunannya saja yang enggak begitu terurus karena kalau ada renovasi itu hanya kecil-kecilan bukan yang renovasi untuk perubahan besar,” jelas Dedi.
Penjelasan Dedi ini membuat saya ingat soal rumor di media yang sering dikaitkan dengan adanya sosok penunggu yang ada di lantai atas hotel tersebut. Bisa jadi itu hanya isu yang dibuat-buat.
Penjelasan Dedi juga membuat saya berpikir bahwa apa yang diberitakan di media selama ini memang membuat kerugian bagi pihak hotel. Karena rumor keseraman itu tentu saja beberapa calon pengunjung tidak jadi menginap di situ.
Dedi juga menepis bahwa di lantai 4 dan 5 hotel tersebut banyak sosok penunggu sehingga tidak digunakan di lantai tersebut. Menurutnya, di dua lantai itu tidak digunakan bukan karena ada sosok penunggunya tetapi karena memang untuk sarang burung walet.
“Makannya banyak burung di sekitar dan yang beroperasi hanya lantai 1,2,3 saja. Enggak ada penunggu yang mengganggu kalau tidak diganggu dulu. Saling mengetahui saja, di mana pun tempatnya pasti ada penunggunya,” kata dia.
Setelah percakapan ini, saya sedikitnya tahu bahwa Hotel Niagara hanyalah hotel biasa yang masih beroperasi hingga saat ini.
Penulis: Rizky Oktiawati
Editor: Herlianto. A