MALANG, Tugumalang – Hotel Niagara Malang terletak di kecamatan Lawang, tepatnya di Jalan Dr. Sutomo No. 63. Hotel tua ini menjadi salah satu pilihan hotel bagi wisatawan yang ingin menginap setelah berwisata di Lawang atau melakukan kunjungan di Malang.
Hotel yang diperkirakan berdiri sejak 1918 ini hanya berjarak 20 Km dari pusat Kota Malang. Hotel ini menyajikan keunikan tersendiri bagi para tamu karena dipenuhi arsitektur bergaya eropa. Mulai dari ornamen hingga tiap sisi bangunan ala abad ke-20.
Petikan Cerita Seram Hotel Niagara Malang, Apa Benar?
Mengapa hotel ini menarik untuk kembali diulas? Karena selalu ada cerita seram yang diunggah oleh para tamu yang kesana. Tapia pa benar seseram itu? Saya sendiri belum pernah merasakan seramnya menginap di Hotel Niagara seperti kebanyakan cerita.
Salah satu cerita seram pernah diunggah oleh akun @fmpeg yang bernama Gabrielle Aisya. Dalam video Tiktok tersebut, seorang wanita bercerita jika ia menginap di Hotel Niagara Malang saat hendak berwisata ke Bromo. Ia menemukan hotel itu lewat aplikasi dengan harga sewa Rp 120 ribu.
Ia mulai merasa ada yang tak beres saat memasuki hotel. Suasana hotel membuatnya berkeringat dingin hingga perutnya mulas. Mereka lalu heran mengapa hotel tersebut begitu bersih padahal kondisinya sangat sepi.
“Saat gue videoin ternyata ada yang ketok-ketok pintu tapi kok gaada orang, tapi pas gua pelanin (terlihat bayangan orang),” tuturnya dalam video. Karena ketakutan, pasangan tersebut memutuskan pergi dari hotel meski baru 15 menit check in.
Potongan cerita seram di Hotel Niagara Lawang memang beberapa kali diunggah netizen. Mulai dari ketukan pintu tanpa ada orang diluar, hantu noni Belanda, sosok perempuan di atap, kamar khusus makhluk halus hingga ruang bawah tanah. Namun apa benar seseram itu? Atau ada penjelasan logis dibalik itu semua.
Sejarah Hotel Niagara Malang
Tak ada sumber pasti yang menjelaskan bagaimana sejarah. Salah satu cerita sejarah hotel Niagara yang cukup meyakinkan ditulis oleh Redite Kurniawan (2018) dalam Bukunya yang berjudul Lawang Kota Kenangan.
Hotel Niagara dirancang oleh Fritz Joseph Pinedo, arsitek keturunan Brasil. Ia menjadikan hotel itu bergaya campuran, Belanda, Tiongkok dan Victoria. Pembangunan yang menghabiskan waktu 15 tahun akhirnya selesai. Dengan tinggi mencapai 35 meter, hotel ini sempat menjadi salah satu gedung tertinggi di asia pada masanya.
Pada era kolonial Belanda, Hotel Niagara dijadikan sebagai villa keluarga oleh pengusaha Tiongkok, Liem Sian Joe. Kamar hotel memang berukuran cukup lebar yakni 5×6 meter dengan jumlah kamar mencapai 26 kamar.
Setelah pindah ke Belanda pada 1920, hotel yang jadi tempat menginap orang-orang Belanda itu dialihkan pada Ong Kie Tjay pada 1960. Barulah empat tahun kemudian, sekitar tahun 1964, Bangunan villa tersebut direnovasi dan dijadikan sebagai hotel.
5 Fakta Menarik Hotel Niagara Malang Selain Cerita Seram
Agaknya stempel seram perlu dipikirkan kembali oleh para wisatawan dan calon tamu. Berikut ini beberapa fakta menarik yang mungkin jadi daya Tarik tersendiri untuk mengiinap di Hotel Niagara Malang.
1. Arsitektur Art Deco dan Art Nuovo Ala Amsterdam School
Bagi para pecinta arsitektur klasik, mungkin Hotel Niagara bisa jadi bahan kajian menarik. Penggunaan batu bata yang menonjol menjadi salah satu ciri khas bangunan ala Amsterdam School yang masuk ke Indonesia sekitar 1900-an.
Corak ekspresionisme ini mencirikan bentukan art deco yang terlihat dari ekspose balok pada lebihan atap yang juga berfungsi sebagai peneduh jendala. Arti ekspresionisme ialah penekanan ekspresi dan seni pada suatu bangunan.
Unsur art deco adalah bagian dari ekspresionisme yang menggambarkan bentukan geometris. Tak hanya art deco, beberapa arsitektur juga menggambarkan bentuk dinamis yang disebut sebagai art nouveau.
Corak art deco terlihat dari railing pagar balkon yang ada di lantai atas. Bentukan itu berkonsep geometris dengan persegi dan lingkaran. Sedangkan motif sulur pada kaca dan jendela hotel menampakkan unsur art nouveau.
2. Punya Lift Kayu dari Swedia
Hotel Niagara juga punya salah satu bagian klasik yang asli dari eropa. Salah satunya yakni lift kayu yang bermerek Asea. Lift ini didatangkan langsung dari negara asalnya, Swedia dan diproduksi sekitar tahun 1900-an.
3. Lantai yang masih asli
Pengelola Hotel Niagara juga menggunggah gambar keramik yang terpasang di lobi hotel. Keramik ini diklaim masih asli sejak awal berdirinya hotel. Anda mungkin tak akan menemukan model keramik geometris tersebut di toko bangunan manapun.
4. Tangga Keramik Asli Seperti Karpet
Jika berkunjung ke Hotel Niagara Malang, mungkin Anda akan sedikit tertipu dengan lantai tangga hotel yang menyerupai karpet. Tangga hotel tersebut sekilas memang tampak layaknya karpet mewah. Tapi jangan salah karena sebenarnya motif itu dibentuk dari keramik yang menjadi ciri khas Hotel Niagara.
5. Pemilik Hotel Bantah Semua Cerita Seram
Kini, Hotel Niagara dikelola oleh anak Ong Kie Tjay, yakni Ongko Budiharto. Gerah dengan stigma horror yang bermunculan di media sosial tentang hotelnya, ia pun memberi klarifikasi melalui akun Tiktok @almars.ars.
“Itu semua hanyalah isu dan omong kosong belaka, karena lebih dari 20 tahun saya mengelola hotel ini, saya tidak pernah mendapatkan gangguan apa pun. Bahkan pengunjung tidak pernah mengeluhkan hal-hal itu,” tegas Ongko Budiharto melalui video.
Hotel Niagara Malang Terus Berbenah
Terpaan stigma negative tak menyurutkan pengelola Hotel ini untuk terus berbenah. Kini mereka memiliki 5 pilihan kamar yang dapat dipilih oleh para tamu. Pilihan kamar mulai dari classic, Standard, Superior, Deluxe hingga Family.
Dengan harga mulai dari Rp 125 ribu hingga Rp 400 ribu, Anda dan keluarga sudah bisa menikmati nuansa klasik dan semua fasilitas yang disediakan. Selain bed ukuran lebar, juga terdapat TV dan pemanas air termasuk layanan sarapan dan air mineral gratis.
Beberapa tamu pun mulai memberi review positif setelah menginap. Selain suasana klasik, para tamu juga bisa menikmati keindahan 360 derajat kawasan lawang dan Gunung Arjuna.
Penulis: Imam A. Hanifah
editor: jatmiko