MALANG – Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, yang dikenal dengan Desa Wisata Bowele ternyata juga terdampak gempa magnitude 6,1 yang mengguncang Kabupaten Malang pada 10 April 2021 lalu.
Dampaknya, beberapa homestay yang menyediakan jasa penginapan untuk turis yang mengunjungi desa mereka juga ikut terdampak. Salah satu yang terparah ada homestay milik Sareh (60).
Ia menceritakan jika homestay 3 lantai miliknya kini tinggal satu lantai karena harus dirobohkan. Mengingatkan kondisinya yang tidak layak setelah diguncang gempa.
“Lantai atas saya bongkar agar mengurangi beban. Dulu yang dibuat home stay di atas (lantai 2 dan 3),” terangnya saat menerima bantuan material bangunan dari Tugu Media Peduli X Bakti BCA pada Selasa malam (25/05/2021).
Ia sendiri tidak bisa menempati rumahnya meskipun masih menyisakan bangunan lantai pertama. Pasalnya kondisinya tidak lebih baik dan rawan ambruk. Namun, ia sendiri juga tidak memiliki biaya untuk membangun kembali rumahnya.
“Saya mau memperbaiki tidak ada dananya, menunggu hasil panen cengkeh masih tahun depan. Karena cengkeh itu panennya 2 tahun sekali,” tuturnya.
Belum lagi, tidak ada pemasukan sama sekali setelah rumah sekaligus homestay miliknya ambruk.
“Homestay ini gak berjalan, Karena saya sendiri gak berani menempati. Setelah itu saya tinggal di tenda dan dibuatkan rumah darurat di sebelah ini,” bebernya.
Lebih lanjut, Sareh juga menceritakan kisahnya saat terjadi gempa yang mengguncang hampir seluruh wilayah di Kabupaten Malang ini.
“Saat gempa itu saya ada di ladang, dan saat gempa itu saya disusul sama adik saya disuruh pulang. Tapi pas saya tanya dia cuma hilang disuruh pulang aja,” ungkapnya.
“Saat gempa terasa itu saya bahkan hampir gak bisa jalan saking kencangnya,” sambungnya.
Saat sampai di rumah, ia sempat khawatir akan keselamatan anak dan istrinya karena banyak warga yang mengerubungi rumahnya.
“Saat saya sampai di rumah itu sidah banyak orang, dan saya sudah takut. Langsung saya panggil anak dan istri saya karena saya merasa takut terjadi apa-apa,” ucapnya.
Syukur, seluruh keluarganya selamat, hanya saja kondisi rumahnya sangat memperihatinkan sehingga membuat ia harus tidur di tenda darurat.
“Saya teriak ‘mana anak dan istri saya,’ lalu ada yang menjawab ‘di sini,’ dan Alhamdulillah tidak ada yang terluka,” kenangnya.
Terakhir, Sareh berharap agar segera mendapatkan bantuan material bangunan supaya bisa merenovasi rumahnya segera.
“Harapannya ya bisa dapat bantuan material bangunan agar bisa merenovasi rumah agar bisa ditempati lagi,” pungkasnya.
Donasi Gempa Malang yang kini perolehannya sudah tembus Rp 241.949.999,- (saat ini open donasi sidah ditutup) terinspirasi dari Dr Aqua Dwipayana. Dia yang membaca berita Gempa Malang melalui tugumalang.id dan tugujatim.id, spontan menyumbang Rp10 juta. Donasi tersebut didapat dari hasil penjualan dua buku terbarunya yang merupakan bagian dari serial Trilogi The Power of Silaturahim yang berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama”.
Karena aksi spontanitasi Dr Aqua Dwipayana inilah, manajemen Tugu Media Group langsung membuka donasi tersebut. Selain dari Dr Aqua Dwipayana, donasi juga datang dari CEO PT Paragon Technology and Innovation Salman Subakat senilai Rp 25.000.000, Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, yang memberi donasi Rp15 juta; pengusaha asal Jogjakarta, Tjia Edy Susanto, yang membantu Rp15 juta.
Ada juga Presiden Direktur PT Duta Anggada Realty, Ventje Suardana, yang kirim sumbangan Rp10 juta. Lalu sumbangan dari PT DnV Internasional Makmur Gemilang Rp7 juta. Juga dari pengusaha yang berasal dari Kediri, Nanang Suswandono, sebanyak Rp5 juta.
Sampai saat ini, sudah dilaksanakan penyaluran tahap pertama dan kedua bantuan oleh Tugu Media Group. Dan penyaluran donasi tahap ketiga baru saja disalurkan pada Selasa (25/05/2021) di 4 kecamatan seperti Kecamatan Kalipare, Kecamatan Dampit, Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Ampelgading.