Tugumalang.id – Pemandangan haru mewarnai aksi Aremania dalam mencari keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Seorang Aremania bersujud dan menangis histeris di hadapan anggota Brimob dan aparat kepolisian di Mako Satbrimob Batalyon B Pelopor Ampeldento, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Kamis (8/12/2022).
Aremania berbaju hitam tersebut turun dari motor dalam konvoi usai tiba di Mako Brimob. Dia langsung bersujud dengan tangis histeris di hadapan anggota Brimob. Dia meluapkan duka atas keluarganya yang diduga meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan.
“Aku eleng anakku pak (aku ingat anakku pak). Tolong usut tuntas, kami butuh keadilan,” teriak Aremania yang bersujud dan menangis histeris tersebut.

Tampak beberapa angota Brimob dan aparat kepolisian yang berjaga di Mako Brimob hanya bisa terdiam menyaksikan. Mata mereka juga tampak berkaca-kaca usai melihat pemandangan haru tersebut. Beberapa Aremania lain juga tampak meneteskan air mata.
Beberapa Aremania lain mencoba membangunkan dan menenangkan Aremania yang histeris itu. Namun dia tampak enggan meninggalkan Mako Brimob hingga rombongan konvoi Aremania mulai bergerak menuju Polres Malang.
Beberapa anggota Polwan kemudian turut mencoba menenangkan Aremania tersebut. Namun tangisnya terus menjadi-jadi seolah menggambarkan duka Tragedi Kanjuruhan yang masih membekas di benaknya.
“Yang penting usut tuntas, tolong pak usut 135 (korban). Di sana ada saudara-sudaraku juga. Bunuh saja aku, darahku Arema,” teriaknya lagi.
“Kasus jaranan langsung diusut, ini 135 orang mati, kenapa enggak diusut-usut,” imbuhnya dengan histeris.
Tangis histeris itu kemudian juga diikuti oleh beberapa Aremania lain. Seorang Aremania mencoba mendekati anggota Brimob dengan berteriak. “Saudara-suadaraku mati pak, di mana tanggungjawab kalian,” teriaknya.
Aksi ini sempat membuat arus lalu lintas jalan di depan Mako Brimob mengalami kemacetan. Arus lalu lintas kembali bergerak usai Aremania mulai bergerak ke arah Polres Malang.
Sebelumnya, ribuan Aremania telah melumpuhkan jalur Underpass Karanglo, Kabupaten Malang, selama 135 menit. Aksi itu sebagai simbol lambatnya pengusutan peristiwa yang menewaskan 135 nyawa di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A