MALANG – Proyek revitalisasi Kayutangan Heritage kembali menuai komentar negatif karena terjadi genangan air setinggi mata kaki lebih, pasca diguyur hujan deras pada Jumat sore (25/12/2020) sore.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Malang, Sutiaji, tak tinggal diam. Pria nomor satu di Kota Malang ini lalu memanggil pelaksana proyek dari PT Widya Satria bertemu dan meminta penjelasan, pada Sabtu (26/12/2020).
Hasilnya, kata Sutiaji, dari penjelasan pihak rekanan mengklaim terjadinya genangan air bukan akibat pengerjaan jalan berbatu andesit. Melainkan karena faktor sisa-sisa material proyek yakni styrofoam dan pasir-pasir yang menyumbat saluran pembuangan air. Terlebih, curah hujan saat itu cukup lebat sehingga terjadilah genangan setinggi mata kaki lebih.
“Saluran drainase saya rasa gak masalah. Hanya saja memang ada sisa material dari pembangunan yang belum bersih benar, sehingga menyumbat saluran air. Bukan karena faktor teknis pengerjaan jalannya,” tampiknya.
Dia menyebutkan, saluran drainase yang dibuat masih cukup baik. Ukuran gorong-gorong yang ada lebarnya mencapai 80 sentimeter. Selain itu, luberan air juga terjadi akibat pembongkaran median jalan sementara.
“Sudah saya kroscek tadi. Selain ada sumbatan, genangan air terjadi karena ada median jalan yang dibongkar (dekat PLN) sehingga menyebabkan air meluber ke sisi timur (McD). Sebelumnya gak pernah,” jelasnya.
Sebab itu, dari kejadian ini, Sutiaji berharap, pihak rekanan bisa segera menindaklanjuti hal ini untuk segera dibersihkan. Terlepas dari itu, kejadian ini menjadi pelajaran berharga demi meningkatkan kualitas pembangunan kedepannya.
”Curah hujan lebat kemarin jadi petunjuk bagi kita untuk terus evaluasi. Kami sangat berterima kasih atas masukan dan kritik warga. Memang harus saling mengingatkan demi arah pembangunan kota yang lebih baik lagi kedepannya,” tuturnya.
Bagaimanapun, pengerjaan penataan Kayutangan dari Program Kotaku Kementerian PUPR ini, masih belum selesai benar. Pembangunan bertahap masih akan dilakukan target hingga Februari 2021.
”Nanti akan kami tata lagi sesuai kebijakan kota lewat dana APBD dengan mengakomodir aspirasi publik warga Kota Malang sendiri. Kalau ini kan anggaran dari pusat, sudah saya jelaskan berkali-kali,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan Konsultan Manajemen Konstruksi PT Widya Satria, Alif Riwidya, bahwa material sisa pengerjaanlah yang jadi biang banjir genangan air tersebut. Mulai dari limbah stirofoam dan sisa-sisa pasir.
“Ini kemarin untuk zona 2 ternyata, afour (lubang-lubang di trotoar) tertutup sampah stereofoam yang dipasang dalam pengerjaan trotoar. Lalu ada juga sisa-sisa pasir masuk. Secara teknis, itu hanya air limpasan saja, bukan banjir. Buktinya, kemarin malam itu sudah surut,” jelasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti