MALANG, Tugumalang.id – Potensi UMKM kuliner di Malang, Jawa Timur memang sedang moncer. Namun, masih banyak juga UMKM berkualitas yang tidak terekspose dengan baik. Gara-garanya, mereka acapkali kesulitan beradaptasi mengelola pelayanan hingga promosi di platform online.
Digitalisasi, memang menjadi tantangan yang harus dihadapi pelaku UMKM. Namun kini, mereka bisa bernafas lega. Pasalnya, ada startup pendatang baru yang punya komitmen membantu mereka. Namanya DekatKita, sebuah platform marketplace untuk menemukan dan memesan kuliner legendaris dan Hidden Gem dengan harga asli tanpa mark up harga, serta dilengkapi dengan layanan pembayaran dan kurir online.
Bedanya, DekatKita memberi kemudahan pelaku UMKM untuk memperluas jangkauan promosi tanpa harus keluar biaya tinggi seperti di platform-platform lain yang sudah ada. DekatKita sendiri memang berangkat dari perusahaan sosial yang digagas sejak Agustus 2022.
Co-Founder DekatKita Novia Diah Permatasari menuturkan bahwa yang membedakan DekatKita dengan platform lain terletak pada jangkauan merchant yang lebih luas. Misal, seperti pelaku usaha toko kelontong, konter pulsa, sayur-mayur hingga toko kelontong.
“Total sudah ada 2.500 lebih UMKM atau merchant di Malang yang sudah tergabung di dalam aplikasi DekatKita ini,” jelas Ovi, sapaan akrabnya pada tugumalang.id, Minggu (12/3/2023).

Menariknya, DekatKita juga menjangkau pelaku usaha kuliner otentik (hidden gems) di Malang yang tidak terjangkau oleh platform lain. Terkadang, para pelaku kuliner hidden gems ini juga memang tidak terekspose dengan baik karena tidak tahu bermedia sosial.
Berangkat dari situlah, DekatKita hadir. Menurut Ovi, tujuan mereka untuk membantu perekonomian UMKM di Malang menjadi lebih baik dan adaptif dengan perkembangan zaman. Tak hanya disitu, pihaknya juga telah menggandeng influencer dan juga foodblogger ternama di Malang.
Ada enam selebgram kuliner Malang yang namanya sudah tak asing lagi seperti Amma Mamo, Yuwono Oktaf, Wiki Etika, Hengky Nakam Malang hingga Andre dan Kresna Cah Luwe.
”Kami berkolaborasi dengan para influencer dan foodvlogger ini karena memang mereka yang lebih banyak tahu kuliner-kuliner hidden gems, kuliner otentik di Malang hingga yang perlu didorong agar lebih dikenal khalayak lebih luas lagi,” tuturnya.
“Sekaligus membuktikan bahwa kualitas kuliner mereka juga gak kalah dengan usaha lain atau resto yang lebih mewah,” imbuhnya.
Ovi menambahkan, pihaknya juga tidak melakukan mark-up harga untuk setiap transaksinya. Artinya, harga yang tertera pada aplikasi ini juga hampir sama dengan harga aslinya.
”Kalau ada tambahan kan ya itu murni ongkos kirim. Untuk jasa pengiriman kita juga kerjasama dengan vendor lain. DekatKita berusaha menekan biaya serendah mungkin, agar pembeli mau mencoba membeli produk UMKM,” ujarnya.
Diketahui, aplikasi DekatKita ini juga ada di Bandung, Bogor dan terbesar di Malang. Potensi UMKM di Malang sendiri memang sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan dua kota sebelumnya, jumlah merchant UMKM di Malang menyumbang 50 persen lebih dari total 5.000 merchant yang bergabung.
”Saya juga senang sekali karena potensi UMKM di Malang ternyata sangat tinggi. Membuktikan kalau bicara soal dunia kuliner di Malang sangat bagus dan kompetitif,” tuturnya.
Pentingnya kehadiran aplikasi seperti DekatKita juga ikut diakui salah satu selebgram kuliner, Yuwono Oktaf yang membidani akun @ngalamkuliner. Kata dia, kuliner di Malang memang seolah tiada habis dan terus bermunculan yang baru.
”Sehingga sepertinya tidak akan pernah selesai dan kehadiran aplikasi seperti ini sangat penting unruk membantu pelaku UMKM,” ungkapnya.
Sebagai informasi, aplikasi DekatKita ini sendiri akan diluncurkan di Malang per 12 Maret 2023. Pengguna sudah bisa mengunduh aplikasi marketplace ini di google playstore. Kalau untuk mendaftar menjadi merchant, juga sangat mudah.
Platform ini juga memiliki fitur yang memudahkan UMKM untuk membuat promosi, membagikannya ke media sosial, dan mengelola pesanan dengan mudah dan tanpa biaya apapun. Sehingga menjadi solusi bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis, terutama dari sisi pemanfaatan media digital dalam pemasaran produk.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko