MALANG – Anggota Komisi IX DPR RI, Ali Ahmad, pada Minggu (28/03/2021) melakukan sosialisasi terkait cara memilih obat tradisional yang aman kepada masyarakat Kabupaten Malang di Hotel Cakra Jalan Kawi Nomor 1, Turen.
“Masyarakat saat ini butuh literasi atau pengertian tentang apa yang dimaksud dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), karena itu sangat penting sekali dengan banyaknya makanan beredar yang tidak tersertifikasi terutama masalah kesehatannya dan lainnya,” terang Ali Ahmad, saat dikonfirmasi saat di tengah-tengah sosialisasi.
Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Gus Ali ini berharap masyarakat lebih cerdas dalam memilih obat dan makanan.
“Ada juga masalah terkait kosmetik, jadi dengan adanya pertemuan ini saya berharap masyarakat lebih cerdas memilih baik itu obat yang beredar secara kimia maupun tradisional,” tegasnya.
“Apalagi di musim pandemi masyarakat itu apa saja yang penting sembuh, tapi tidak tahu standarnya seperti apa,” sambungnya.
Pria berkacamata ini mengatakan bahwa saat ini masyarakat masih banyak yang belum terliterasi terkait obat dan makanan yang aman dikonsumsi.
“Masyarakat kadang-kadang diberitahu ini lho obat yang bagus, tapi dia tidak tahu takarannya berapa. Terutama jamu-jamu itu saya harap yang beredar sudah terlisensi BPOM,” bebernya.
“Kegiatan ini untuk mengantisipasi agar masyarakat tahu sejak dini mana obat bisa diminum, kalau itu tradisional apa saja yang boleh dan hari ini masyarakat akan diberikan penjelasan oleh BPOM dari Surabaya,” lanjutnya.
Oleh karena itu, kader Nahdlatul Ulama (NU) ini berharap masyarakat tidak lagi tertipu oleh obat dan makanan berbahaya.
“Output dari kegiatan ini kami beserta BPOM harus mampu mendeteksi masyarakat secara luas agar tidak tertipu obat-obat dan makanan yang tidak layak dikonsumsi,” tandasnya.
Terakhir, ia juga akan membantu UKM-UKM yang sudah saatnya mendapat sertifikasi dari BPOM.
“Kami juga akan mengadili teman-teman yang memerlukan perijinan sampai ke BPOM, karena hari ini sudah banyak usaha-usaha yang sudah masuk lisensi BPOM,” pungkasnya.(Rizal/noe)